Tips Turun Berat Badan tanpa Tersiksa dengan Mengubah Kebiasaan Kecil

Anisya FandiniDiterbitkan 22 Oktober 2025, 12:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Banyak orang gagal diet bukan karena kurang niat, tapi karena cara yang dipilih terlalu ekstrem. Harus stop gula total, olahraga keras tiap hari, sampai makan cuma sayur dan ayam rebus. Pada akhirnya, baru jalan dua minggu mental sudah ambruk, diet buyar, lalu pola makan kembali ke titik awal.

Yang sering dilupakan adalah tubuh dan pikiran manusia lebih cocok dengan perubahan kecil yang konsisten, bukan perubahan besar yang mendadak. Justru strategi “pelan tapi nempel” inilah yang biasanya membawa hasil signifikan dalam jangka panjang, tanpa beban emosional yang berat.

Berikut kebiasaan kecil yang bisa kamu mulai hari ini tanpa merasa sedang “diet”.

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Pastikan Selalu Ada Protein di Setiap Porsi Protein

Pilihan makanan berprotein saat melakukan diet agar tetap efektif. (foto: jcomp/freepik)

Protein membantu menahan lapar lebih lama karena proses cerna yang lebih lambat dibanding karbohidrat sederhana. Dengan kenyang lebih lama, kamu otomatis mengurangi frekuensi ngemil dan porsi makan tanpa perlu memaksa. Cukup tambahkan satu sumber protein seperti telur, ayam, ikan, tofu, tempe, atau greek yogurt dalam setiap makan untuk membuat pola makan terasa lebih “aman” dari lapar yang cepat datang.

3 dari 6 halaman

2. Tempelkan Kebiasaan Baru pada Rutinitas yang Sudah Ada (Habit Stacking)

Kebiasaan kecil, bangun tidur minum air putih. (Foto: Kinga Howard/Unsplash)

Kebanyakan orang berhenti di minggu pertama karena kebiasaan baru terasa asing dan berat dijalankan. Habit stacking mempermudah karena kebiasaan baru hanya “nebeng” pada rutinitas yang sudah otomatis. Misalnya setiap selesai cuci muka pagi langsung minum 1 gelas air, setelah makan siang selalu jalan 8–10 menit, atau sebelum tidur selalu matikan HP 30 menit. Kebiasaan kecil ini jika diulang tiap hari jadi autopilot tanpa beban pikiran.

4 dari 6 halaman

3. Simpan Makanan “Berbahaya” di Tempat yang Tidak Terlihat

Menyimpan makanan yang berbahaya di tempat yang tidak terjangkau sebagai upaya untuk hidup sehat. (Image by freepik)

Camilan manis atau gurih bukan selalu musuh, yang jadi masalah adalah akses yang terlalu mudah. Menaruhnya di meja atau dalam jangkauan tangan membuat otak mengonsumsi tanpa berpikir. Dengan memindahkan ke lemari tertutup, rak tinggi, atau membungkus dua lapis, kamu memberi jarak kecil yang cukup untuk membuat diri sadar sebelum makan. Bukan larangan, hanya mengurangi frekuensi “makan impulsif”.

5 dari 6 halaman

4. Camilan Tetap Boleh asal Satuan

cemilan tengah malam untuk sobat diet./copyright. pexels/

Ngemil dari satu bungkus besar membuatmu tak sadar sudah habis satu pak. Ubah strategi dengan memindahkan camilan ke wadah kecil atau piring kecil sebelum makan. Trik visual ini memberi “batas alami” sekaligus membantu otak memproses bahwa kamu sudah menyelesaikan satu porsi. Tetap bisa menikmati, tapi terkendali.

6 dari 6 halaman

5. Jangan Percaya Perasaan Lapar Pertama

Menahan lapar tapi tidak langsung makan makanan berat ©Ilustrasi dibuat AI

Lapar kadang hanya sinyal palsu dari haus, bosan, atau kebiasaan waktu. Saat lapar muncul, coba minum segelas air dan tunggu 5–7 menit. Jika setelah itu masih lapar, baru makan. Jika tidak, artinya tubuh hanya butuh hidrasi atau distraksi. Cara ini sederhana tapi bisa memangkas ratusan kalori mingguan dari “makan yang sebenarnya tidak perlu”.

Pada akhirnya, menurunkan berat badan tidak harus selalu datang dengan rasa tersiksa. Justru perubahan kecil yang terasa ringan dan bisa dijalani setiap hari sering kali memberi hasil yang lebih nyata. Mulai dari kebiasaan sederhana hari ini, dan biarkan konsistensi pelan-pelan bekerja untuk tubuhmu — tanpa drama, tanpa tekanan, dan tetap membuatmu bahagia menjalani hari.

Jadi, mulai sekarang tidak lagi bingung untuk memulai diet, kan? Semoga informasi ini bermanfaat.