Mengapa Balita Sulit Tidur? Intip Cara Efektif Mengatasinya

Adinda Tri WardhaniDiterbitkan 10 November 2025, 21:49 WIB

ringkasan

  • Balita sulit tidur sering disebabkan oleh perubahan rutinitas, tahap perkembangan seperti kecemasan akan perpisahan, regresi tidur, kebiasaan buruk, hingga kondisi medis tertentu.
  • Menetapkan rutinitas tidur yang konsisten, menciptakan lingkungan tidur optimal, serta memperhatikan kebutuhan tidur siang sangat penting untuk membantu balita tidur nyenyak.
  • Mendorong kemandirian tidur, membatasi waktu layar, dan menangani ketakutan anak secara tenang adalah kunci untuk mengatasi tantangan tidur balita.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, memiliki balita yang sulit tidur adalah tantangan umum yang sering membuat orang tua merasa lelah dan bingung. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi istirahat anak, tetapi juga kualitas tidur seluruh anggota keluarga di rumah.

Memahami mengapa balita sulit tidur merupakan langkah awal yang krusial untuk menemukan solusi yang tepat. Berbagai faktor, mulai dari perubahan rutinitas harian hingga tahap perkembangan emosional, dapat menjadi pemicu utama masalah tidur ini.

Dilansir dari berbagai sumber, kita akan mengupas tuntas penyebab balita susah tidur dan menyajikan strategi efektif untuk membantu mereka mendapatkan istirahat yang berkualitas. Dengan panduan yang tepat, Sahabat Fimela dapat menciptakan lingkungan tidur yang kondusif bagi si kecil.

2 dari 4 halaman

Menguak Penyebab Umum Balita Sulit Tidur, dari Rutinitas hingga Kondisi Medis

Seiring pertumbuhan, pikiran dan imajinasi balita juga berkembang, memunculkan ketakutan baru seperti takut gelap atau mimpi buruk. (dok. Unsplash.com/Daniel Thomas)

Balita sangat mengandalkan konsistensi dalam rutinitas harian mereka. Perubahan kecil seperti melewatkan tidur siang, makan malam yang terlambat, atau lingkungan tidur yang tidak biasa, dapat mengganggu jam biologis internal mereka. Hal ini selaras dengan informasi dari Southwest Children's Clinic yang menyebutkan bahwa konsistensi sangat penting bagi balita.

Seiring pertumbuhan, pikiran dan imajinasi balita juga berkembang, memunculkan ketakutan baru seperti takut gelap atau mimpi buruk. Kecemasan akan perpisahan (separation anxiety) juga sering memuncak sekitar usia 14-18 bulan dan 2-3 tahun, mengganggu tidur malam. Selain itu, regresi tidur, yaitu periode di mana balita yang sebelumnya tidur nyenyak tiba-tiba kesulitan tidur, juga umum terjadi pada tahap pertumbuhan atau transisi besar.

Kebiasaan yang kurang tepat sebelum tidur juga berkontribusi pada masalah ini. Waktu layar satu jam sebelum tidur, camilan manis, atau aktivitas berenergi tinggi dapat menyulitkan balita untuk tenang, karena cahaya biru dari layar menekan hormon melatonin. Lingkungan tidur yang tidak kondusif, seperti suhu ruangan yang tidak tepat atau terlalu banyak cahaya, juga dapat mengganggu istirahat mereka.

Dalam beberapa kasus, masalah tidur balita bisa jadi indikasi adanya masalah medis yang mendasari. Kondisi seperti alergi, asma, sleep apnea, atau insomnia pada anak dapat menyebabkan tidur gelisah atau sering terbangun. Perpindahan dari ranjang bayi ke ranjang balita yang terlalu dini, biasanya sebelum usia 2-3 tahun, juga dapat menjadi faktor pengganggu tidur si kecil.

3 dari 4 halaman

Strategi Ampuh Membantu Balita Tidur Nyenyak: Rutinitas dan Lingkungan Optimal

Membangun rutinitas tidur yang konsisten dan menenangkan adalah fondasi utama untuk tidur balita yang berkualitas. Rutinitas ini berfungsi sebagai sinyal bagi tubuh dan pikiran anak bahwa sudah waktunya untuk bersantai dan bersiap tidur. Idealnya, rutinitas dimulai 30-60 menit sebelum waktu tidur, mencakup aktivitas menenangkan seperti mandi air hangat, membaca buku, atau pijatan lembut. Konsistensi menjadi kunci, bahkan di akhir pekan, untuk membentuk pola tidur yang sehat.

Selain rutinitas, menciptakan lingkungan tidur yang optimal juga sangat krusial. Kamar yang gelap akan memicu pelepasan melatonin, hormon tidur alami tubuh. Penggunaan tirai anti-tembus cahaya sangat disarankan, dan jika anak takut gelap, lampu tidur dengan cahaya lembut berwarna kuning atau merah bisa menjadi solusi. Pastikan juga ruangan tenang, jauh dari keramaian, dan memiliki suhu sejuk sekitar 18-21 derajat Celsius.

Keamanan lingkungan tidur tidak boleh diabaikan. Pastikan ranjang balita aman, bebas dari selimut longgar, bantal, atau mainan lunak yang berlebihan untuk bayi di bawah 1 tahun. Untuk balita, selimut ringan dan benda keamanan seperti "lovey" (selimut kecil atau boneka binatang) dapat membantu mereka merasa lebih nyaman. Sahabat Fimela perlu memastikan semua aspek ini terpenuhi untuk tidur yang nyenyak.

4 dari 4 halaman

Membangun Kemandirian Tidur dan Mengatasi Tantangan Umum Balita

Perhatikan kebutuhan tidur siang balita, karena sebagian besar dari mereka membutuhkan total 11-14 jam tidur dalam 24 jam, termasuk tidur siang. Sekitar usia 18 bulan, balita biasanya beralih dari dua tidur siang menjadi satu tidur siang yang lebih panjang. Penting untuk memastikan tidur siang tidak terlalu dekat dengan waktu tidur malam, agar tidak mengganggu kualitas tidur malam mereka.

Mendorong tidur mandiri adalah keterampilan penting yang dapat mengurangi ketergantungan balita pada orang tua saat tidur. Penggunaan benda keamanan seperti boneka binatang atau selimut dapat membantu anak merasa rileks. Metode "Camping Out" atau "Disappearing Chair" juga bisa diterapkan, di mana orang tua secara bertahap menjauh dari kamar anak saat mereka tertidur. American Academy of Pediatrics merekomendasikan berbagi kamar tetapi tidak berbagi tempat tidur untuk bayi hingga usia 1 tahun, dan untuk balita, tidur di ranjang terpisah dapat mendorong kemandirian.

Batasi waktu layar dan stimulasi berlebihan sebelum tidur. Hindari TV, tablet, atau ponsel setidaknya satu jam sebelum anak tidur, karena cahaya biru dapat menekan produksi melatonin. Ganti dengan aktivitas menenangkan seperti membaca buku. Jika balita mengalami ketakutan malam hari atau kecemasan akan perpisahan, akui perasaan mereka dan berikan jaminan. Lampu malam yang lembut atau foto keluarga di kamar dapat membantu memberikan rasa aman.

Apabila balita terbangun di malam hari, Sahabat Fimela disarankan untuk tetap tenang dan konsisten. Berikan jaminan singkat dan membosankan, hindari interaksi berlebihan yang dapat memperkuat perilaku terbangun, seperti yang disarankan oleh Nemours KidsHealth. Jika anak keluar dari kamar, dengan tenang dan tegas kembalikan mereka ke tempat tidur. Apabila masalah tidur balita terus berlanjut selama beberapa minggu atau disertai gejala lain seperti teror malam, konsultasikan dengan dokter anak untuk identifikasi penyebab dan penanganan yang tepat.