Sukses

Health

Serba-Serbi Diet, Sebenarnya Apa yang Harus Dilakukan untuk Menurunkan Berat Badan?

Fimela.com, Jakarta Saat bicara tentang diet dan kesehatan, terutama menurunkan berat badan, sebagian besar orang akan fokus pada apa yang dimakan dan seberapa banyak. Walaupun makan lebih sedikit kalori daripada yang kamu konsumsi adalah kunci penurunan berat badan, faktor penting lainnya adalah cara makan, seperti berapa kali kamu makan dalam sehari.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perhatian diberikan pada pola makan. Sementara beberapa diet menyarankan bahwa kunci untuk menurunkan berat badan adalah hanya makan satu kali sehari, diet populer lainnya menyarankan orang harus makan hingga 6 kali porsi kecil sehari.

Banyak dari kita yang dibesarkan dengan kebiasaan makan 3 kali sehari. Jadi, maka yang terbaik?

Dilansir dari independent.co.uk, memiliki pendekatan diet yang kaku bisa membuat orang merasa lapar di antara waktu makan. Hal ini justru membuat orang ngemil di antara waktu makan, berpotensi makan berlebihan dalam prosesnya.

 

 

Diet

Sementara ngemil di antara waktu makan sudah lama dilihat sebagai cara untuk mencegah rasa lapar, beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa makan lebih banyak dalam sehari dikaitkan dengan berat badan yang lebih rendah. Ada kepercayaan populer bahwa menggigit meningkatkan metabolisme, tapi faktanya, menggigit justru menyebabkan lonjakan insulin yang kurang jelas setelah waktu makan.

Ini menunjukkan kontrol gula darah yang lebih baik, yang mungkin secara tidak langsung terkait dengan pengelolaan berat badan yang lebih baik dengan menyimpan lebih sedikit lemak. Tapi puasa intermiten yang menganjurkan pengurangan jumlah makanan yang dimakan atau menyisakan lebih banyak waktu di antara waktu makan, diperkirakan membantu tubuh menurunkan berat badan dengan lebih baik.

Diet ini didasarkan pada pemahaman tentang keadaan metabolisme tubuh yang berbeda. Setelah makan, tubuh masuk ke keadaan postprandial, yang bisa berlangsung selama beberapa jam, tubuh menyimpan energi dari makanan yang baru saja dimakan, seringkali dalam bentuk lemak.

Periode pasca penyerapan adalah saat tubuh mulai membakar bahan bakar simpanan, yang baru benar-benar dimulai sekitar 10 jam atau lebih setelah makan. Diet puasa intermiten didasarkan pada gagasan bahwa mengurangi frekuensi makan akan memastikan tubuh menghabiskan lebih banyak waktu dalam keadaan berpuasa.

Diet

Diperkirakan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh mengelola lemak dan karbohidrat dalam makanan. Diet ini bisa memberikan kontrol yang lebih baik untuk menyimpan dan membakar simpanan lemak dan meningkatkan kesehatan metabolisme.

Selain frekuensi makan, faktor lain yang mungkin memengaruhi berat badan adalah waktu makan. Manusia dirancang untuk makan di siang hari, bukan malam hari, dan beberapa penelitian menunjukkan makan di sore hari dikaitkan dengan berat badan yang lebih tinggi, karena kita cenderung makan makanan tidak seaht saat makan di luar ritme sirkadian alami.

Pertimbangan lainnya adalah karbohidrat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa membatasi karbohidrat bisa membantu tubuh membakar lebih banyak lebih banyak selama berolahraga.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading