Sukses

Health

Penyebab Alzheimer Serta Gejalanya yang Sering Dialami Oleh Lansia

Fimela.com, Jakarta Seiring dengan bertambahnya waktu, kamu juga akan bertambah usia. Dari fase anak-anak, lama kelamaan akan memasuki fase remaja, dewasa hingga kemudian memasuki fase tua. Ketika sudah tua, organ-organ tubuh tidak berfungsi sebaik dulu.

Contohnya seperti rambut yang semakin tua akan semakin memutih atau biasa juga disebut dengan uban. Rambut bisa berwarna karena sel melanin. Seiring bertambahnya usia, kemampuan fungsi sel melanin akan menurun secara bertahap, menjadi kurang aktif dan bahkan mungkin mati yang kemudian membuatnya tidak lagi bisa memberikan warna pada rambut dan membuat munculnya uban.

Tidak hanya rambut, organ lain dalam tubuh juga akan semakin melemah bahkan kehilangan fungsinya. Itulah mengapa banyak lansia (lanjut usia) yang sering lupa atau kesulitan mengingat sesuatu. Kondisi ini umumnya disebut dengan pikun. Namun pikun berbeda dengan Alzheimer.

Penyakit Alzheimer merupakan suatu kondisi di mana sebagian sel-sel di otak sudah tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini mengakibatkan menurunnya kemampuan otak secara drastis. Penderita penyakit Alzheimer akan mengalami kemunduran fungsi intelektual yang cukup berat. Hal ini dapat mengganggu aktivitas harian maupun kehidupan sosial penderita.

Berikut penjelasan mengenai penyebab Alzheimer serta gejalanya yang sering dialami oleh lansia.

Penyebab Alzheimer

Penyebab dari penyakit alzheimer sendiri memang belum diketahui, akan tetapi beberapa faktor pun bisa dijadikan sebagai pendukung untuk meningkatkan resiko penyakit ini.

1. Umur

Bertambahnya usia adalah faktor risiko terbesar yang diketahui untuk penyakit Alzheimer. Alzheimer bukanlah bagian dari penuaan normal, tetapi seiring bertambahnya usia, kemungkinan mengembangkan penyakit Alzheimer meningkat.

Satu studi, misalnya, menemukan bahwa setiap tahun ada dua diagnosis baru per 1.000 orang berusia 65 hingga 74 tahun, 11 diagnosis baru per 1.000 orang berusia 75 hingga 84 tahun, dan 37 diagnosis baru per 1.000 orang berusia 85 hingga lebih tua.

2. Genetik

Risiko kamu terkena Alzheimer agak lebih tinggi jika kerabat tingkat pertama - orang tua atau saudara - mengidap penyakit tersebut. Sebagian besar mekanisme genetik Alzheimer di antara keluarga tetap tidak dapat dijelaskan, dan faktor genetik kemungkinan besar kompleks.

Salah satu faktor genetik yang lebih dipahami adalah bentuk gen apolipoprotein E (APOE). Variasi gen, APOE e4, meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, tetapi tidak semua orang dengan variasi gen ini mengembangkan penyakit tersebut.

Para ilmuwan telah mengidentifikasi perubahan langka (mutasi) pada tiga gen yang secara virtual menjamin seseorang yang mewarisi salah satunya akan mengembangkan Alzheimer. Tapi mutasi ini terjadi kurang dari 1 persen orang dengan penyakit Alzheimer.

3. Gaya hidup

Ternyata gaya hidup yang kurang sehat pun bisa menjadi salah satu penyebab seseorang menderita alzheimer.

4. Memiliki daftar riwayat penyakit tertentu

Bagi yang memiliki daftar riwayat penyakit hipertensi, kardiovaskular, diabetes, obesitas, hiperkolesterolemia serta meningkatnya kadar homocyteine, kamu perlu untuk waspada.

5. Perempuan

Penderita alzheimer sendiri kebanyakan perempuan dibandingkan dengan kaum pria.

Jika kamu ataupun anggota keluarga memiliki gejala penyakit alzheimer seperti yang tertera di atas, lebih baik untuk membawa dan berkonsultasi dengan dokter ahli.

6. Gangguan Kognitif Ringan

Gangguan kognitif ringan (MCI) adalah penurunan memori atau keterampilan berpikir lain yang lebih besar dari yang diharapkan untuk usia seseorang, tetapi penurunan tersebut tidak menghalangi seseorang untuk berfungsi dalam lingkungan sosial atau kerja.

Orang yang mengidap MCI memiliki risiko signifikan terkena demensia. Ketika defisit MCI utama adalah ingatan, kondisinya lebih mungkin berkembang menjadi demensia karena penyakit Alzheimer. Diagnosis MCI memungkinkan orang tersebut untuk fokus pada perubahan gaya hidup sehat, mengembangkan strategi untuk mengkompensasi kehilangan ingatan dan menjadwalkan janji temu dokter secara teratur untuk memantau gejala.

7. Pola Tidur yang Buruk

Penelitian telah menunjukkan bahwa pola tidur yang buruk, seperti sulit tidur atau tertidur, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer.

Gejala Alzheimer

Gejala bagi penderita penyakit alzheimer ini bisa berkembang dalam tiga tahapan. Tahapan gejala dari pasien ialah tahap awal, tahap menengah dan juga tahap akhir.

Tahap Awal

Pada tahap ini termasuk dalam gejala utama penyakit alzheimer. Pasien sendiri akan kehilangan ingatannya secara sedikit demi sedikit. Berikut ini gejala dari alzheimer pada tahap awal yang harus kamu tahu.

  1. Sering lupa dengan hal-hal yang belum lama dibicarakan.
  2. Sering lupa dengan nama tempat ataupun benda.
  3. Sering menceritakan hal yang sama secara berulang.
  4. Bingung dan tersesat pada suatu tempat meski sering berkunjung.
  5. Sering salah menaruh barang dan lupa cara menggunakannya.
  6. Mulai kesulitan dalam berkomunikasi serta sulit untuk menulis.
  7. Lebih banyak menghabiskan waktu untuk menyendiri dan enggan untuk bersosialisasi.
  8. Tidak mau beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Tahap Menengah

Pada tahap ini, tingkat dari gejala penyakit alzheimer ini akan bertambah dari sebelumnya. Sehingga seseorang yang telah masuk tahap menengah, sebaiknya perlu diberikan perhatian lebih dan juga dibantu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

  1. Sulit untuk mengingat nama keluarga dan juga sahabat.
  2. Sering berhalusinasi.
  3. Sering kebingungan.
  4. Perubahan pada suasana hati pun sering terjadi dan juga cepat.
  5. Mengalami kesulitan untuk berkomunikasi.
  6. Sering merasa cemas, frustasi dan juga gelisah.

Tahap Akhir

Pada gejala di tahap akhir ini, pasien penderita penyakit alzheimer ini benar-benar memerlukan dukungan dan juga bantuan orang terdekat. Selain itu, orang-orang terdekat yang membantu dan juga memberi dukungan biasanya kerap mengalami tekanan pada diri sendiri. Berikut ini beberapa gejala penyakit alzheimer di tahap akhir.

  1. Kesulitan untuk bergerak jika tak dibantu oleh orang lain.
  2. Sering buang air kecil dan juga buang air besar tanpa disadari.
  3. Penurunan pada daya ingat.
  4. Tidak bisa untuk beraktivitas secara normal.
  5. Kesulitan untuk berkomunikasi.
  6. Sulit untuk makan sendiri dan juga menelannya.
  7. Penurunan berat badan secara drastis.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading