Sukses

Health

Cara Hilangkan Trauma Inner Child untuk Hidup yang Lebih Damai

Fimela.com, Jakarta Inner child menjadi istilah yang populer belakangan ini. Inner child adalah aspek yang membangun kepribadian seseorang sejak masa kecil. Pengalaman dan perjalanan masa kecil tersebut membantu membentuk seseorang di masa dewasa. Jika seseorang memiliki masa kecil yang bahagia, biasanya di usia dewasa ia menjadi probadi yang damai, dan tidak membawa ‘bagasi’ kehidupan yang menghambatnya. 

Namun tak jarang, seseorang mengalami luka masa kecil yang sulit disembuhkan, atau kerap disebut dengan trauma. Trauma masa kecil akan membekas ketika ia tumbuh dewasa, Kondisi ini juga disebut dengan inner child yang terluka, sehingga terkadang, luka tersebut menjadi penghambat kehidupannya. Lalu, apa saja penyebab dan luka-luka masa kecil yang menyebabkan trauma inner child

 

Penyebab inner child bisa terluka

Banyak hal yang bisa menyebabkan inner child trauma atau terluka, diantaranya adalah: 

1. Pola asuh yang salah (Tiger parenting, helicopter parenting, dll)

2. Kekerasan (Emosional, fisik, seksual)

3. Diskriminasi

4. Bullyng

5. Perpecahan dalam keluarga

6. Kejadian traumatis seperti kecelakaan, bencana alam, perang, dsb. 

Lalu, bagaimana cara hilangkan inner child yang terluka?

1. Menulis jurnal

Journaling bisa menjadi aktivitas yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan mental. Dengan menulis jurnal, maka kamu bisa meluapkan emosi, mencurahkan keluh kesah, dan merefleksikan pengalaman yang dialami. 

2. Lakukan meditasi

Meditasi juga bisa menjadi kegiatan yang bagus untuk kesehatan mental. Dengan melakukan meditas, maka kamu bisa mengurangi stres, dan menyeimbangkan kembali emosi yang dialami. 

3. Lakukan hobi yang menyenangkan

Regulasi emosi dengan melakukan melakukan kegiatan yang menyenangkan. Kamu bisa olahraga, melukis, hiking, travelig, dan lain sebagainya, sehingga emosi bisa teregulasi dengan baik. 

4. Memahami diri

Pahami diri dan kenali emosi yang dirasakan. Cara ini bagus untuk lebih dalam mendengarkan dan mengerti apa yang kamu rasakan. Belajar menerima dan memahaminya dan hindari bersikap denial sehingga kamu lebih bisa menerima diri dengan terbuka. 

5. Menerima yang sudah terjadi

Salah satu alasan mengapa kita sulit memulihkan diri adalah nggak mau menerima apa yang telah terjadi. Kamu sibuk menyalahkan diri sendiri atau orang lain, atau bahkan bersikap denial. Karenanya, kamu perlu belajar untuk menerima apa yang telah terjadi. 

#Breaking boundaries

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading