Sukses

Health

Potong Rambut Saat Stres, Apa Benar Ada Hubungannya dengan Kesehatan Mental?

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, banyak dari kita mungkin pernah mengalami momen ketika stres terasa begitu berat hingga muncul dorongan mendadak untuk mengubah penampilan secara drastis terutama dengan memotong rambut. Bisa jadi setelah konflik, kelelahan emosional, atau saat hati sedang patah. Meski terlihat seperti keputusan sederhana, dorongan ini ternyata menyimpan makna psikologis yang cukup dalam.

Dilansir dari Tides Mental Health bahwa potong rambut secara impulsif saat mengalami tekanan bukan hanya soal penampilan. Perubahan ini sering kali menjadi bentuk ekspresi dari perasaan yang sulit diungkapkan atau dikendalikan. Dalam kondisi tertentu, ini bisa menjadi cara tubuh mencoba mengatasi ketidaknyamanan batin.

Kalau kamu pernah atau sering merasa ingin mengubah gaya rambut saat sedang emosional, bisa jadi ada pesan tersembunyi dari tubuh dan pikiranmu yang ingin didengar. Yuk, kita bahas lebih lanjut mengenai makna dan alasan psikologis di balik dorongan ini.

Mengapa Potong Rambut Saat Stres Terasa Melegakan?

1. Memberikan Rasa Kontrol di Tengah Kekacauan

Saat seseorang berada dalam situasi emosional yang tak menentu, memotong rambut bisa menjadi salah satu hal yang terasa bisa dikendalikan. Ini menciptakan rasa kekuatan, bahwa setidaknya ada satu hal dalam hidup yang bisa diatur saat semuanya terasa lepas dari genggaman.

2. Simbol Babak Baru

Gaya rambut baru sering kali diasosiasikan dengan awal yang baru. Banyak orang memilih memotong rambut setelah melewati masa sulit sebagai penanda bahwa mereka siap untuk melangkah maju, meninggalkan masa lalu, dan memulai dari awal dengan diri yang baru.

3. Menyalurkan Emosi Secara Fisik

Tindakan memotong rambut juga bisa menjadi bentuk pengalihan semacam pelampiasan emosional yang lebih aman dibandingkan perilaku destruktif lainnya. Melalui perubahan fisik, individu menyalurkan rasa frustrasi, kecewa, atau sedih yang sebelumnya terpendam.

Apakah Ini Tanda Masalah Kesehatan Mental?

Dorongan memotong rambut tidak selalu mengindikasikan masalah mental, namun bisa menjadi salah satu tanda adanya tekanan emosional yang belum terselesaikan. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Perubahan gaya rambut dilakukan secara ekstrem dan berulang dalam waktu singkat
  • Merasa bersalah atau menyesal setelah melakukannya
  • Gaya rambut sering diubah saat berada dalam kondisi emosi tidak stabil

Jika kamu merasa perubahan tersebut dilakukan bukan karena keinginan murni, melainkan pelarian dari rasa sakit atau kekacauan batin, mungkin ini saatnya untuk memeriksa kembali kondisi mentalmu dengan lebih jujur.

Beda Potong Rambut Impulsif dengan Perilaku Kompulsif

Ada perbedaan penting antara keputusan impulsif memotong rambut dan perilaku kompulsif yang berkaitan dengan kondisi psikologis:

  • Trikotilomania adalah kondisi psikologis berupa kebiasaan menarik-narik rambut secara kompulsif dan berulang. Ini berbeda dari keputusan sadar untuk potong rambut.
  • Self-harm biasanya melibatkan tindakan menyakiti diri secara fisik untuk meredakan emosi ekstrem. Meski memotong rambut bisa memiliki unsur emosional, namun tidak secara langsung merusak tubuh.
  • Impulsif berarti keputusan yang diambil mendadak sebagai reaksi terhadap emosi, sementara kompulsif dilakukan karena dorongan internal yang tak tertahankan, sering kali berulang dan mengganggu fungsi sehari-hari.

Faktor Psikologis yang Melatarbelakangi

1. Trauma dan PTSD

Bagi sebagian orang, pengalaman traumatis bisa mendorong mereka memotong rambut sebagai simbol pemutusan hubungan dengan masa lalu. Ini bisa memberi perasaan seolah mereka menghapus bagian dari diri yang terikat pada trauma.

2. Rasa Bersalah dan Emosi Terpendam

Ketika emosi seperti marah, sedih, atau rasa bersalah tidak dapat disampaikan secara verbal, tubuh akan mencari jalan keluar. Potong rambut menjadi salah satu bentuk penyaluran diam-diam dari perasaan yang sulit diungkapkan.

3. Kebutuhan Akan Validasi dan Identitas Baru

Bisa jadi, seseorang ingin memotong rambut karena ingin terlihat berbeda dan mendapatkan validasi dari orang lain. Kadang, perubahan ini berkaitan dengan keinginan menciptakan identitas baru yang terasa lebih kuat atau lebih baik dari versi sebelumnya.

Kapan Harus Konsultasi ke Profesional?

Tidak semua perubahan penampilan menandakan masalah psikologis. Tapi jika kamu merasakan beberapa hal di bawah ini, ada baiknya berbicara dengan profesional:

  • Perubahan suasana hati yang drastis dan sering
  • Dorongan impulsif yang sulit dikendalikan
  • Rasa hampa atau tidak puas meskipun sudah mengubah penampilan
  • Kesulitan mengatur emosi dan merasa tidak berdaya

Menghubungi psikolog atau konselor tidak berarti kamu lemah lho, Sahabat Fimela. Justru itu bentuk kepedulian terhadap diri sendiri.

Langkah-langkah Positif Mengelola Emosi

Jika kamu merasa sering menggunakan perubahan fisik sebagai cara mengatasi stres, berikut beberapa langkah lain yang bisa dicoba:

Kenali emosi yang muncul dan beri ruang untuk dirasakan

Tidak semua emosi harus dihindari. Belajar menerima rasa sedih, marah, atau kecewa bisa membantu proses pemulihan.

Salurkan energi secara kreatif

Menulis jurnal, menggambar, atau bahkan membersihkan kamar bisa menjadi bentuk penyaluran stres yang positif.

Bangun rutinitas yang mendukung kesehatan mental

Tidur cukup, makan teratur, olahraga ringan, dan membatasi paparan media sosial bisa memberi efek besar pada stabilitas emosional.

Berani bilang “tidak” dan menetapkan batasan

Kesehatan mental dimulai dari kemampuan menjaga diri sendiri, termasuk tahu kapan harus menjauh dari hal-hal yang melelahkan secara emosional.

Penulis: Siti Nur Arisha

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading