Sukses

Lifestyle

Ulasan Novel The Perfect World of Miwako Sumida, Clarissa Goenawan

Fimela.com, Jakarta Miwako Sumida bunuh diri. Kenyataan itu sungguh tidak mudah diterima oleh orang-orang terdekatnya, khususnya Ryusei Yanagi, Chie Ohno, dan Fumi Yanagi. Seorang Miwako ternyata memiliki sejumlah rahasia. Ada hal yang misterius dalam kehidupan Miwako.

Ryusei Yanagi adalah seorang mahasiswa di Waseda, Tokyo yang mencintai Miwako. Berawal dari sebuah kencan buta, Ryusei malah dekat dengan Miwako dan tertarik padanya. Meski dia sudah terang-terangan menyatakan rasa sukanya terhadap Miwako, Miwako seakan selalu menjaga jarak darinya. Ketika Miwako menghilang, dia mengirimkan beberapa surat kepada Ryusei. Surat-surat itu mengungkapkan banyak hal sekaligus berbagai hal yang masih dirahasikan oleh Miwako terhadap Ryusei.

Chie Ohno mengenal Miwako saat duduk di bangku sekolah. Sebuah majalah indie, Diari Rahasia, menjadi semacam perantara yang membuat Chie dekat dengan Miwako. Ada kejadian pada Miwako yang diketahui oleh Chie tapi belum pernah diceritakan ke Ryusei. Bersama Ryusei, Chie pergi ke sebuah desa terpencil tempat Miwako menghabiskan hari-hari terakhirnya dan mengakhiri hidupnya untuk mencari jawaban. Meski persahabatan Chie dan Miwako tak bisa terbilang sangat akrab tapi mereka saling menjaga rahasia satu sama lain.

Fumi Yanagi adalah kakak Ryusei. Dia bekerja sebagai seniman sekaligus pramuria untuk menyokong kebutuhan hidupnya bersama adiknya. Miwako ia terima untuk membantunya bekerja di studio. Kehadiran Miwako dalam hidupnya jelas memberikan kenangan yang tak akan terlupakan. Kehidupan Fumi sendiri memiliki beberapa lapis rahasia. Ada rahasia yang ia sembunyikan dari orang-orang luar, juga rahasia yang ia sembunyikan dari adiknya sendiri. Pertemuannya dengan sosok asing setelah kematian Miwako pun menghadirkan sesuatu yang mengejutkan.

Novel The Perfect World of Miwako Sumida

Judul: The Perfect World of Miwako Sumida

Penulis: Clarissa Goenawan

Penerjemah: Lulu Fitri Rahaman

Penyunting: Barokah Bruziati

Penyelaras Aksara: Karina Andjani

Perancang Sampul: Sukutangan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Saat mengetahui Miwako Sumida memutuskan mengakhiri hidup, Ryusei putus asa, terbenam dalam kesedihan, penyesalan, dan beribu pertanyaan. Bukankah Miwako selalu baik-baik saja? Kenapa gadis yang dicintainya itu memilih menghilang selamanya?

Bagi Chie, Miwako adalah sahabat yang blakblakan sekaligus penuh rahasia. Ada dinding-dinding tak kasatmata dalam diri Miwako yang tak akan pernah bisa ditembusnya.

Sementara di mata Fumi, sejak awal ia tahu kepribadian Miwako yang tak biasa akan membuat adiknya, Ryusei, kesulitan. Namun, kematian gadis itu mampu membangkitkan trauma masa lalu yang susah payah ia pendam.

Misteri apa yang Miwako sembunyikan di balik pesonanya yang menyilaukan? Dan apakah memecahkan misteri itu akan membuat Ryusei, Chie, dan Fumi berhasil menghalau kepedihan atas kehilangan mereka?

***

"Delapan bulan kemudian, Miwako Sumida gantung diri. 

Tetapi, aku tak sudi membiarkan kematiannya begitu saja. Dia ingin menyampaikan sesuatu kepadaku, dan aku harus mencari tahu apa itu." (hlm. 8)

Membaca novel ini membawa kita menjelajahi sejumlah lika-liku. Mencari kepingan dan potongan cerita untuk menemukan keutuhan kisah seorang Miwako. Melalui tiga perspektif orang yang berbeda, kita diajak untuk menelusuri kehidupan Miwako dan mengungkap sejumlah rahasia yang ia simpan sendiri. Meski diceritakan melalui tiga perspektif berbeda, tapi plotnya terasa begitu mengalir. 

Ada kemurungan tapi juga intensitas yang menggetarkan di novel ini. Ada kesedihan tapi juga keikhlasan untuk merelakan kepergian yang menguar dari kisah ini. Suasana melankolis terasa begitu kental dari setiap kepingan ceritanya. 

"Beberapa minggu lalu, Miwako mungkin berdiri di tempat yang sama, memandangi wajah-wajah belia itu. Apa yang mungkin ada dalam pikirannya? Mengapa dia bepergian begitu jauh dari rumah? Apa yang dicarinya?" (hlm. 205)

Identitas diri, seksualitas, hingga soal kematian dan kehidupan menjadi lapisan-lapisan yang menyusun cerita dalam novel The Perfect World of Miwako Sumida. Berlatar kota Tokyo di area akhir 80an, kita seakan diajak untuk menelusuri sebuah lorong rahasia. Ikut merasakan keheningan dan suasana misterius sebuah desa terpencil. Serta ikut merasakan kehangatan sebuah toko buku yang sering dikunjungi Ryusei bersama Miwako. Ada perpaduan dari semacam unsur mistis dan misteri yang membuat jantung berdebar ketika satu per satu rahasia terkuak.

The Perfect World of Miwako Sumida memberi pengalaman membaca yang tak terlupakan. Rasanya ketika membuka halaman pertama, akan langsung penasaran dan ingin segera menghabiskannya hingga halaman terakhir. 

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading