Sukses

Parenting

5 Cara Mengatasi Perbedaan Pola Asuh

Fimela.com, Jakarta Pernikahan yang menggabungkan dua pola pikiran tentu akan menjadi hal yang menjadi sebuah masalah jika tidak saling memahami dan mengerti, terutama pola asuh anak. Tentu dengan latar belakang keluarga yang berbeda dan cara mendidik yang beda sejak kecil akan membuat kamu dan pasangan juga akan memiliki perbedaan pola asuh anak yang berbeda.

Oleh karena itu, penting untuk kamu dan pasangan saling mendiskusikan keinginan dalam pola asuh masing-masing beserta tujuannya untuk menentukan pola asuh seperti apa yang akan diterapkan dalam keluarga. Pola asuh sangat penting karena dapat berpengaruh terhadap sikap dan tindakan yang akan dilakukan anak nantinya baik masa sekarang maupun masa depannya.

Dilansir dari psychologytoday.com, sudah menjadi tugas orangtua dalam mendukung anaknya untuk bertumbuh dan berkembang sehingga tentunya mereka akan memberikan yang terbaik untuk anaknya seperti pendidikan. Namun, jangan sampai membuat anak menjadi tertekan dan terpaksa dalam melakukan hal yang kamu inginkan. Maka dari itu, penting untuk kamu dan anak mendiskusikan hal-hal yang ingin dituju supaya menghasilkan jalan yang terbaik.

 

 

Cara Mengatasi Perbedaan Pola Asuh

Perbedaan pola asuh perlu diatasi oleh kamu dan pasangan karena jika dibiarkan nantinya akan menimbulkan sebuah masalah. Oleh karena itu, kamu dapat mengatasinya dengan beberapa cara berikut yang dilansir dari verywellfamily.com.

Mendiskusikannya bersama

Biasanya, para pasangan akan mendiskusikan pola asuh sebelum akhirnya mereka memutuskan memiliki anak bersama. Namun, jika belum, kamu dapat memulai membicarakannya dengan cara asuh yang diinginkan dan apa yang ingin kamu terapkan satu sama lain. Selain itu, kamu juga dapat menanyakan masalah yang mungkin tidak disetujui seperti jam tidur yang tepat untuk anak atau uang saku untuk anak. Dengan berkomunikasi dan saling berdiskusi, kamu dan pasangan nantinya akan dapat saling memahami dan belajar untuk menghormati serta berkompromi satu sama lain.

Membuat aturan bersama

Kamu dan pasangan dapat mulai membicarakan beberapa peraturan bersama untuk anak seperti pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, berapa banyak waktu untuk anak menggunakan perangkat elektronik. Jika terdapat beberapa peraturan yang tidak disetujui antara satu sama lain, bicaralahkan bersama. Dengan hal tersebut, kamu dan pasangan dapat sama-sama belajar tentang cara bekerja sama dan menyelesaikan perbedaan yang ada. 

Setuju dengan konsekuensi

Kamu dan pasangan juga perlu menentukan konsekuensi yang akan diberikan jika ada yang melanggar peraturan di rumah. Disiplin memang diperlukan karena terkadang beberapa orang yang terlalu santai dengan permasalahan disiplin menjadi membuat anak menjadi seenaknya. Namun, jangan juga mendisiplinkan anak terlalu ketat karena akan membuat anak menjadi tertekan.

 

 

Saling Mendukung

Setelah peraturan dan konsekuensi telah dibuat, kamu dan pasangan penting untuk saling mendukung dalam konsisten menaatinya supaya anak-anak juga menghargai keputusan yang telah dibuat. Jangan sampai salah satu dari kamu dan pasangan justru memiliki jawaban yang berbeda terhadap keputusan saat anak bertanya. 

Jadilah fleksibel

Kamu dan pasangan sebagai orangtua harus cukup fleksibel dengan perubahan yang terjadi seiring dengan pertumbuhan anak-anak. Kamu dapat meninjau ulang pola pengasuhan dari waktu ke waktu dengan beberapa pertimbangan, salah satunya kepribadian anak. 

Hindari melibatkan anak dalam perselisihan

Jika terjadi perselisihan antara kamu dan pasangan, sebaiknya kamu dan pasangan tidak melibatkan anak dengan cara apapun seperti meminta pendapat atau meminta mereka memihak karena hal tersebut hanya akan menimbulkan perpecahan antara kamu dan pasangan serta akan menempatkan anak dalam situasi yang canggung.

 

 

*Penulis: Fani Varensia

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading