Sukses

Parenting

Anak Sering Emosi? Ini Cara Menangani Anak ADHD di Rumah

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, mengasuh anak dengan ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) memang memerlukan perhatian khusus, terutama dalam hal pengelolaan emosi. Gangguan ini tidak hanya berdampak pada kemampuan fokus anak, tetapi juga pada kontrol impuls dan kestabilan emosi secara keseluruhan. Tanpa penanganan yang tepat, ADHD dapat memicu berbagai tantangan, mulai dari kecemasan, konflik hubungan sosial, hingga prestasi akademik yang menurun.

Menurut Mayo Clinic Health System, ADHD adalah kondisi neuroperilaku kronis yang bisa berlangsung hingga dewasa. Beberapa gejalanya seperti kesulitan mempertahankan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan anak. Namun, dengan strategi perilaku yang tepat dan dukungan yang konsisten, anak tetap dapat tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mampu mengelola emosinya.

Diagnosis dini dan pendekatan yang tepat dapat memberikan dampak besar pada tumbuh kembang anak. Kombinasi antara pengobatan medis dan intervensi perilaku sangat dianjurkan, namun peran keluarga dalam membentuk rutinitas dan pengelolaan emosi sehari-hari tidak kalah penting.

Kenali Tipe-Tipe ADHD pada Anak

Sebelum menerapkan strategi pengelolaan, penting bagi orang tua untuk memahami tipe ADHD yang dialami anak:

ADHD Tipe Inatentif

Dahulu disebut ADD, tipe ini ditandai dengan kesulitan fokus tanpa hiperaktivitas atau impulsivitas.

ADHD Tipe Hiperaktif/Impulsif

Anak menunjukkan perilaku hiperaktif atau impulsif tanpa gejala inatensi.

ADHD Kombinasi

Merupakan tipe paling umum, di mana anak menunjukkan gejala inatensi, hiperaktivitas, dan impulsivitas sekaligus.

Strategi Perilaku untuk Mengelola Emosi Anak dengan ADHD

Berikut beberapa tips dari Mayo Clinic Health System yang dapat membantu orang tua dalam mengelola emosi anak dengan ADHD secara positif:

1. Berikan Pujian Ketika Anak Mengikuti Aturan

Anak dengan ADHD cenderung lebih sering mendapat kritik daripada pujian. Untuk menjaga harga diri mereka, penting memberi apresiasi setiap kali mereka menunjukkan perilaku positif—setidaknya lima kali lebih sering daripada mengkritik kesalahan.

2. Gunakan Instruksi yang Jelas dan Sederhana

Sampaikan arahan dengan kalimat singkat dan langsung. Lakukan kontak mata atau sentuhan lembut di bahu agar anak fokus. Hindari memberikan perintah beruntun atau pertanyaan panjang.

3. Bangun Kebiasaan Sehat

Pastikan anak mengonsumsi obat sesuai resep jika diperlukan, cukup tidur, makan tiga kali sehari dengan camilan bergizi, minum cukup air, dan aktif bergerak. Gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi gejala ADHD dan meningkatkan kestabilan emosi.

4. Ciptakan Rutinitas Harian yang Terstruktur

Bersama anak, buat daftar kegiatan harian seperti tugas rumah, rutinitas tidur, dan persiapan sekolah. Gunakan planner dan atur waktu khusus untuk belajar. Gunakan timer untuk membantu anak tetap fokus dan beri jeda berupa “brain breaks” jika diperlukan.

5. Dukung Perkembangan Sosial dan Hubungan Anak

Jadilah contoh dalam membangun hubungan positif. Luangkan waktu 3–5 kali seminggu untuk bermain atau berbicara tanpa gadget. Bantu anak menjalin satu pertemanan dekat, terutama untuk anak yang lebih kecil dengan mengatur playdate atau aktivitas sosial.

Penanganan ADHD: Perlu Dukungan yang Menyeluruh

Meskipun tidak bisa disembuhkan, ADHD bisa dikelola dengan pendekatan menyeluruh. Pengobatan medis dapat membantu, namun terapi perilaku, edukasi, dan gaya hidup sehat sangat penting untuk hasil jangka panjang. Bekerja sama dengan terapis yang berpengalaman juga dapat membekali anak dengan mekanisme koping yang efektif untuk mengontrol emosi.

Penulis: Siti Nur Arisha

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading