Eksklusif, Eva Celia Eksplorasi Musik Tiada Henti

Putu Elmira diperbarui 05 Apr 2017, 08:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Mencintai musik sejak usia belia membuat sosok musisi muda, Eva Celia terus menabung angan untuk menghasilkan karya. Bermimpi tanpa aksi tentu tak mewujudkan segalanya, tetapi tidak dengan Eva. Berkat kegigihan dan perjuangan melawan pergulatan dalam diri, ia mampu memperkenalkan buah manis dari kerja kerasnya.

***

Adalah And So It Begins, album perdana yang telah diluncurkan Eva Celia pada medio November 2016 lalu. Album ini tidak hanya berisi 8 buah lagu, tetapi juga curahan ide, luapan emosi, semangat, energi positif, hingga kekuatan bermusik seorang Eva Celia.

Salah satu cita-cita Eva Celia dalam bermusik yakni memiliki album, memang telah mantap ia raih. Namun, bukan serta merta lewat pencapaian tersebut membuat Eva berhenti menggali potensi untuk terus menulis dan menyuguhkan karya terbaiknya.

Penyayang binatang ini mengakui bahwa dirinya bukanlah pribadi yang cepat puas ketika telah meraih sesuatu. Eksplorasi serta pencarian ide-ide segar pun tiada henti ia terapkan pada dunia yang begitu ia cintai, yaitu musik.

"Saya bukan tipe orang yang cepat puas jadi selalu pingin melakukan sesuatu yang baru lagi, tapi yang pasti dengan album ini cita-cita saya sudah tercapai," ungkap Eva Celia ketika ditemui Bintang.com di kediamannya, di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2017).

Selain eksplorasi, Eva Celia juga mengemukakan alasannya menulis lagu-lagu di album And So It Begins dalam bahasa Inggris. Ia pun begitu antusias ketika kolaborasi dengan para musisi termasuk sang ayah, Indra Lesmana.

Eva Celia membagi kisahnya tentang album And So It Begins, keinginan yang hendak ia capai dalam dunia musik, definisi musik baginya, hingga pandangan Eva soal perkembangan musik Jazz saat ini di Indonesia. Simak wawancara eksklusif Bintang.com bersama Eva Celia lewat rangkuman berikut ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

And So It Begins

Eksklusif Eva Celia. (Wardrobe: @sejauh_smm @sejauh_mata_memandang, MUA: @taliasubandrio, Earrings: @_sits, Photographer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Cita-cita Eva Celia akhirnya terwujud. Ia berhasil melahirkan album perdana, And So It Begins tahun 2016 lalu dan siap berbagi kisah mengenai album tersebut.

Bagaimana perasaan saat album And So It Begins rilis?

Happy banget karena udah menjadi cita-cita dari aku kecil.

Konsep seperti apa yang ingin ditawarkan?

Topiknya juga membicarakan hal-hal yang sangat positif sih, jadi pengen sampaikan itu sih ke pendengar.

Hal yang menarik dari album perdana?

Setiap lagu aku rasa mempunyai warna yang berbeda.

Album ini merepresentasikan sosok Eva?

Iya, untuk sekarang ini, karena mungkin di album atau di project selanjutnya mau mencoba explore warna yang berbeda.

Mengapa albumnya berbahasa Inggris?

Banyak sih alasannya, salah satunya adalah karena dari kecil udah terbiasa mendengarkan karya-karya yang ditulis liriknya oleh tante Mira jadi kayak belum bisa menulis seperti itu jadi sambil belajar, sambil yang bisa aja dulu.

Bagaimana rasanya kolaborasi dengan musisi ternama termasuk ayah?

Seru, kalau sama ayah itu dari awal Beliau nawarin untuk produce satu lagu terus kebetulan saya rasa ada lagu yang cocok untuk di-produce ayah akhirnya kolaborasi dengan ayah.

Kesulitan yang dihadapi saat penggarapan album?

Ada kemandekan dan ada writer's block tapi Puji Tuhan lancar-lancar aja.

Tantangan seperti apa yang dihadapi?

Komitmen sih, itu kayaknya salah satu hal yang paling susah dilakukan, karena of course ada tawaran lain, tapi gimana caranya saya akhirnya bisa kayak menaruh fokus saya 100 persen di musik.

Cara mengumpulkan mood untuk menulis lagu?

Mungkin karena sudah suka jadi kayak nggak perlu.

Kenapa Reason dan Against Time dijadikan single?

Reason karena satu-satunya lagu disaat itu, Against Time karena memang sangat merepresentasikan perasaan saya waktu itu. Mengalami lagi ada blok nggak bisa nulis, masa dimana secara kreatif kok nggak kemana-mana.

Ketika menulis ada treatment khusus?

Kadang memang lebih susah, tapi kadang gampang tapi dimana aja bisa menjadi tempat saya bisa nulis.

Inspirasi saat menulis?

Nggak ada sih, bisa datang dari hal sekecil apapun itu, tidak mencari suatu yang spesifik karena inspirasi bisa datang darimana aja.

Bagaimana tanggapan fans untuk album perdana?

Positif sih surprisingly, mereka sangat appreciative terhadap musik yang ada di album saya karena memang musiknya nggak simple, tidak mudah didengar, tetapi mereka semua punya rasa ingin tahu yang luar biasa dan didengerin terus dan pada akhirnya mereka kayak sangat amat memberikan respon yang positif.

3 dari 3 halaman

Musik dan Mimpi

Eksklusif Eva Celia. (Wardrobe: @sejauh_smm @sejauh_mata_memandang, MUA: @taliasubandrio, Earrings: @_sits, Photographer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Musik memang memiliki arti penting bagi seorang Eva Celia. Setelah merilis album, ia juga memiliki keinginan lain yang masih terpendam.

Arti musik bagi Eva Celia?

Musik adalah sebuah bahasa yang universal buat saya yang nggak peduli backgroundnya apa, dari mana, siapa, tapi kalau sudah dalam satu ruangan terus bisa enjoy satu musik yang sama itu satu yang sangat powerful buat saya.

Awal tertarik musik seperti apa?

Mungkin karena sudah bawaan kali ya, tapi emang dari kecil suka sih nggak pernah ada paksaan maksudnya dari kecil memang ter-expose dengan kehidupan musik tapi itu bukan sesuatu yang 'oh harus dengerin ini, dengerin ini' nggak sama sekali. Memang karena denger, denger, denger terus suka.

Mimpi di musik yang ingin sekali dicapai?

Pingin tur, sebenernya tur itu masih nanti sih mungkin dua tahun ke depan. Sekarang pengen bikin showcase karena album saya ini belum pernah saya adain showcase.

Konsep showcase ingin seperti apa?

Pengen intimate, simple, nggak mau yang terlalu grande.

Bagaimana cara bertahan di industri musik?

Jujur aja, pingin bisa terus berkarya tanpa harus takut untuk menjual atau apa karena pasti passionnya lama-lama hilang dan itu yang menurut saya bikin gampang rapuh dan hilang.

Pentingnya disiplin bermusik?

Penting banget sih soalnya it's just endless journey yang banyak sekali harus dipelajari kayaknya setiap hari ada saja sesuatu yang baru yang saya pelajari di musik. Jadi untuk rasa ingin tahu itu harus selalu ada.

Project selanjutnya di musik?

Masih nulis-nulis doang sih belum ada gimana-gimana, belum masuk produksi.

Siapa musisi idola?

Saya suka banget Chick Corea, kemarin sempet nonton di Java Jazz dan seru banget, soalnya musiknya fusion banget.

Pendapat soal perkembangan musik Jazz di Indonesia saat ini?

Saya mulai melihat jauh lebih banyak musisi yang berani untuk mengeluarkan karya, menulis lagu sendiri jadi melihat perkembangannya waktu saya balik ke sini dari 4 tahun yang lalu sampai sekarang itu kayak cukup signifikan.

Pesan untuk teman-teman yang ingin memulai karier?

Memang susah sih untuk bisa go beyond that step karena saya juga awalnya melalui kesulitan yang sama untuk mengeluarkan karya tapi intinya harus cuek aja, harus berani untuk ngeluarin sesuatu yang menurut kita jujur.

Jika boleh memilih, ingin kolaborasi dengan siapa?

Pingin banget kolaborasi sama band namanya King, dia US based, keren banget dari dulu suka dengerin. Mereka itu all girl band, produsernya perempuan dan musiknya sangat amat simple tapi pada waktu bersamaan sangat intrigued dan nggak bosen aja kalau dengerin musik-musik mereka, selalu suka sama semua yang mereka keluarkan.

Harapan untuk karier dan album?

Harapannya bisa terus berkarya, nggak muluk-muluk pengen banget keluarin project dalam waktu dekat ini, project lagi yang baru, mudah-mudahan nggak berhenti di sini.

Album And So It Begins seolah menjadi jawaban atas penantian panjang dan kerja keras Eva Celia. Ia pun mampu membuktikan kualitas bermusiknya dalam karya perdana. Meski demikian, Eva tidak henti untuk mencoba sesuatu baru dan mengeksplorasi kemampuan musik yang ia miliki. Sukses selalu, Eva.