Kegelapan Membuat Tidur Lebih Berkualitas, Ini Penjelasannya

fitriandiani diperbarui 23 Sep 2019, 07:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Ada orang yang terbiasa tidur dalam keadaan lampu kamar mati, ada yang menyala sampai pagi, ada pula yang lampu kamar mati; tapi televisi dibiarkan menyala agar ada cahaya dan suara. Itu memang pilihan masing-masing dalam membuat tidur nyaman, tapi kamu juga harus tahu faktanya.

Secara ilmiah, kondisi ruangan terbaik untuk tidur adalah gelap. Ketiadaan cahaya dapat mengaktifkan hormon melatonin yang bertugas mengirim sinyal kepada tubuh untuk istirahat. Sementara paparan cahaya yang intens di jam tidur akan menghambat kenaikan melatonin dan menunda dimulainya persiapan fisiologis tubuh untuk tidur, seperti otot rileks, rasa kantuk, dan suhu tubuh menurun.

Jika kamu bermasalah soal tidur, coba perhatikan kondisi cahaya ruangan. Jika ruang tidurmu memiliki jendela, pastikan tirai yang menutupinya berbahan tebal dan dipasang dengan baik hingga tidak ada irisan lampu masuk dan mengganggu. Pasalnya, cahaya benar-benar mempengaruhi kualitas tidur.

2 dari 2 halaman

Solusi Bila Butuh Cahaya karena Takut Gelap

Ilustrasi penggunaan selimut. (dok. unsplash/Novi Thedora)

Meski bagus dan dianjurkan, beberapa orang benar-benar tidak akan pernah bisa bersahabat dengan gelap. Demi kualitas tidur yang baik, solusinya adalah gunakan lampu tidur dengan bohlam merah. Warna merah memiliki gelombang panjang yang telah terbukti lebih aman untuk tidur jika kamu takut gelap, sebagaimana dikutip dari penelitian yang dipublikasikan di sleep.mysplus.com.

Selain itu, kamu bisa gunakan masker mata untuk memperdalam kegelapan dan membuat tidur lebih nyenyak. Pilih yang nyaman digunakan, berbahan lembut, dan fleksibel.

Redupkan cahaya ruang mulai dari 1 jam sebelum tidur, matikan tv, laptop, dan jauhi ponsel. Intinya, singkirkan semua benda yang mengeluarkan cahaya dari kamarmu agar kualitas tidur semakin baik.

#GrowFearless with FIMELA