Tips Mudah Mengenalkan Empati Sejak Dini agar Anak Peka Terhadap Perasaan Orang Lain

Nikki AletaDiterbitkan 08 November 2025, 10:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Di dunia yang semakin cepat dan sibuk, kemampuan untuk memahami perasaan orang lain menjadi hal yang semakin berharga. Empati bukan hanya tentang kebaikan hati, tapi juga tentang memahami, mendengarkan, dan merespons dengan kasih. Empati adalah keterampilan hidup yang dapat digunakan anak sepanjang masa kanak-kanak hingga dewasa yang memberi mereka kemampuan untuk berhubungan dan memahami orang lain. 

Empati tidak datang secara alami, melainkan sesuatu yang dapat diajarkan oleh orang tua. Banyak orang tua fokus mengajarkan anak untuk pintar dan mandiri, tapi lupa bahwa empati juga adalah bagian penting dari kecerdasan emosional. Empati adalah kunci dalam hubungan yang sehat, mampu mengurangi konflik, serta mendorong perilaku kebaikan secara menyeluruh. 

Dengan pola asuh yang tepat, hangat, dan penuh contoh nyata, anak bisa belajar untuk mengenali emosi, memahami orang lain, dan tumbuh menjadi pribadi yang lembut tapi kuat. Berikut ini FIMELA merangkum tips mudah mengenalkan empati pada anak. Yuk, simak sahabat FIMELA!

2 dari 5 halaman

Ajak Anak untuk Mengenali Emosinya Sendiri

anak harus mengenali emosinya terlebih dahulu./copyright. pexels/

Langkah pertama untuk mengenali perasaan orang lain adalah dengan mengenali emosi diri sendiri terlebih dahulu. Anak perlu tahu bagaimana rasanya sedih, marah, takut, atau senang agar bisa mengenali emosi yang sama pada orang lain. Membantu anak memproses perasaan mereka merupakan langkah awal yang krusial. Ketika anak terlihat sedih, utarakan dengan berkata “Kamu kelihatan sedih ya? Tidak apa-apa untuk menangis”. Bicarakan emosi secara terbuka, alih-alih mengabaikan atau memendamnya. Jangan pernah menghukum anak karena merasa sedih atau marah. Ajarkan kepada anak bahwa semua emosi diterima dan perlu dikelola dengan baik. 

3 dari 5 halaman

Menjadi Teladan bagi Anak

tunjukkan teladan dan contoh nyata kepada anak./copyright. pexels/

Anak lebih mudah belajar bukan dari nasihat, tapi dari teladan. Menjadi teladan dan bertindak sesuai dengan yang orang tua inginkan dari anak dapat memberikan dampak besar. Jika orang tua merespons anak dan orang lain dengan empati, besar kemungkinan anak akan melakukan hal yang sama. Empati menular lewat contoh nyata. Ketika anak melihat orang tua berempati, mereka akan memahami bahwa kebaikan bukanlah kewajiban, melainkan pilihan dari hati. 

4 dari 5 halaman

Puji Perilaku Empati Anak

biasakan untuk memuji tindakan empati anak./copyright. pexels/

Ketika anak menunjukkan empati kepada orang lain atau orang tua, pujilah perilakunya. Hal ini akan mendorong perilaku empati anak dan mereka akan lebih sering melakukannya di masa depan. Usahakan juga untuk memuji anak dengan spesifik. Ketika mereka membantu pekerjaan orang tua, ungkapkan pujian bahwa itu sangat membantu. 

5 dari 5 halaman

Gunakan Cerita dan Permainan untuk Menumbuhkan Kepedulian

ajak anak bermain emosi dan empati secara kreatif./copyright. pexels/

Cerita anak, film, atau permainan peran bisa menjadi media ampuh untuk melatih empati. Orang tua dapat menggunakan karakter dalam buku atau film untuk membahas mengapa seseorang atau karakter dapat berpikir dengan cara tertentu. Ketika membaca dongeng atau menonton film bersama, orang tua dapat membuka ruang untuk berdiskusi. “Bagaimana perasaan karakter dalam cerita ketika diberi hadiah? Pasti dia senang sekali.” Selain dari cerita, orang tua juga dapat mengajak anak untuk bermain, seperti tebak-tebakan emosi, cerita bersambung, hingga bermain peran.

Empati bukan sesuatu yang bisa diajarkan dalam sehari, tapi harus ditanamkan lewat kebiasaan sehari-hari yang penuh kesabaran. Orang tua memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman secara emosional bagi anak. Perlu diingat sahabat FIMELA, mengajarkan empati sejak dini bukan hanya sekedar menyiapkan anak untuk sukses, tapi juga untuk menjadi manusia yang memahami arti kasih dan kebaikan.