Kenali Kondisi ADHD yang Memengaruhi Kualitas Tidur Anak dan Solusinya

Adinda Tri WardhaniDiterbitkan 29 Desember 2025, 20:10 WIB

ringkasan

  • Hingga 80% anak dengan ADHD mengalami gangguan tidur yang bervariasi, dari sulit memulai tidur hingga kualitas tidur yang buruk, seringkali diperparah oleh kondisi medis terkait seperti sleep apnea dan restless legs syndrome.
  • Masalah tidur pada anak ADHD disebabkan oleh faktor neurobiologi, efek samping obat stimulan, kondisi komorbid seperti kecemasan, serta ciri khas ADHD itu sendiri seperti aktivitas otak tinggi dan gangguan produksi melatonin.
  • Orang tua dapat membantu anak ADHD mengatasi gangguan tidur melalui konsultasi profesional, penerapan kebersihan tidur yang ketat, intervensi non-farmakologis seperti yoga dan terapi perilaku.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa anak dengan ADHD seringkali sulit tidur nyenyak? Gangguan tidur adalah masalah umum yang dihadapi oleh anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), memengaruhi kualitas hidup mereka secara signifikan. Diperkirakan hingga 70% anak dengan ADHD mengalami beberapa bentuk gangguan tidur, bahkan beberapa studi menunjukkan angka hingga 80%.

Permasalahan tidur ini bukan sekadar ketidaknyamanan biasa, melainkan sebuah tantangan kompleks yang dapat memperburuk gejala ADHD itu sendiri. Kurang tidur dapat memicu lingkaran setan yang memengaruhi konsentrasi, perilaku, dan fungsi kognitif anak. Penting bagi orang tua untuk memahami hubungan erat antara ADHD dan tidur agar dapat memberikan dukungan yang tepat.

Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana ADHD memengaruhi pola tidur anak, jenis-jenis gangguan tidur yang sering muncul, penyebab di baliknya, serta dampak yang ditimbulkan. Lebih dari itu, kami akan memberikan panduan komprehensif mengenai langkah-langkah yang dapat diambil orang tua untuk membantu anak ADHD mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Prevalensi dan Jenis Gangguan Tidur yang Umum pada Anak ADHD

Anak-anak dengan ADHD memiliki tingkat gangguan tidur yang lebih tinggi dibandingkan teman sebaya mereka tanpa ADHD.(dok. unsplash/@anniespratt)

Anak-anak dengan ADHD memiliki tingkat gangguan tidur yang lebih tinggi dibandingkan teman sebaya mereka tanpa ADHD. Studi menunjukkan bahwa 70% hingga 80% anak ADHD dilaporkan memiliki gangguan tidur, yang mencakup berbagai jenis masalah tidur. Gangguan ini bisa sangat bervariasi, mulai dari kesulitan memulai tidur hingga kualitas tidur yang buruk secara keseluruhan.

Beberapa jenis gangguan tidur yang sering dialami meliputi kesulitan memulai tidur (insomnia inisiasi), di mana anak mungkin menunda atau menolak tidur dan sulit menghentikan pikiran yang berpacu. Mereka juga sering mengalami kesulitan mempertahankan tidur, seperti sering terbangun di tengah malam, mimpi buruk, atau mengompol. Kualitas tidur yang buruk juga menjadi masalah, dengan anak-anak ADHD tidur lebih sedikit dan memiliki waktu tidur gelombang lambat dalam (deep sleep) serta fase REM yang lebih singkat, padahal ini penting untuk pemulihan fisik, mental, regulasi emosi, dan konsolidasi memori.

Selain itu, terdapat gangguan tidur medis terkait yang lebih serius. Sekitar 33% anak dengan ADHD antara usia 2-18 tahun mengalami Obstructive Sleep Apnea (OSA), kondisi di mana tenggorokan tersumbat berulang kali saat tidur, mengganggu pernapasan. Restless Legs Syndrome (RLS) juga umum, menyebabkan ketidaknyamanan di kaki dan dorongan kuat untuk menggerakkannya. Periodic Limb Movement Disorder (PLMD) membuat otot kaki berkontraksi berulang kali di malam hari, menyebabkan anak terbangun. Terakhir, Delayed Sleep-Wake Phase Disorder (DSWPD) menyebabkan anak tidur larut dan bangun siang.

3 dari 5 halaman

Faktor-faktor di Balik Sulitnya Tidur Anak dengan ADHD

Penyebab masalah tidur pada anak ADHD sangat kompleks dan multifaktorial. Salah satu faktor utama adalah neurobiologi. Kadar dopamin dan norepinefrin yang berbeda pada anak dengan ADHD dapat merusak siklus tidur dan bangun mereka, karena dopamin memengaruhi ritme sirkadian.

Efek samping obat stimulan yang sering digunakan untuk mengobati ADHD juga dapat menyebabkan insomnia. Penting bagi orang tua untuk mendiskusikan waktu pemberian obat dan durasi efeknya dengan dokter. Kondisi komorbid seperti kesulitan perilaku, kecemasan, dan depresi, yang sering menyertai ADHD, juga dapat mengganggu tidur.

Ciri-ciri ADHD itu sendiri, seperti mudah terganggu oleh rangsangan asing (misalnya jam berdetak) dan aktivitas otak yang tinggi, dapat membuat anak sulit menenangkan diri menjelang tidur. Gangguan produksi melatonin, hormon pengatur siklus tidur-bangun, juga berkontribusi pada kesulitan tidur. Selain itu, kebiasaan tidur menganga (bernapas melalui mulut) dapat menyebabkan kekurangan oksigen, mengurangi kualitas tidur dan memicu ketidakseimbangan kimiawi otak. Faktor genetik dan lingkungan juga diduga berperan dalam hubungan antara ADHD dan gangguan tidur.

4 dari 5 halaman

Dampak Kurang Tidur pada Anak ADHD dan Pentingnya Intervensi

Kurang tidur memiliki dampak yang signifikan dan merugikan bagi anak dengan ADHD, seringkali memperburuk gejala yang sudah ada. Gejala ADHD seperti hiperaktivitas, impulsivitas, agresivitas, dan kesulitan berkonsentrasi atau fokus dapat menjadi lebih parah ketika anak tidak mendapatkan tidur yang cukup. Ini menciptakan lingkaran setan di mana masalah tidur memperburuk ADHD, dan ADHD memperburuk masalah tidur.

Selain memperburuk gejala ADHD, kurang tidur juga mengganggu fungsi kognitif anak. Ini memengaruhi keterampilan fungsi eksekutif, yaitu kemampuan untuk mengatur perhatian, mengendalikan impuls, mengingat informasi, serta mengelola emosi dan stres. Akibatnya, prestasi akademik dan hubungan sosial anak dapat terganggu.

Anak-anak juga bisa merasa lelah meskipun telah tidur dalam 'jumlah jam yang cukup' dan menjadi lebih lekas marah atau iritabel. Kurang tidur membuat interaksi sosial menjadi lebih sulit karena membutuhkan konsentrasi dan perhatian untuk memahami perkataan orang lain. Oleh karena itu, intervensi dini dan tepat sangat penting untuk memutus siklus negatif ini dan meningkatkan kualitas hidup anak secara keseluruhan.

5 dari 5 halaman

Langkah Praktis Orang Tua untuk Mengatasi Gangguan Tidur Anak ADHD

Sahabat Fimela, peran orang tua sangat krusial dalam membantu anak ADHD mengatasi masalah tidurnya. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah konsultasi dengan profesional kesehatan. Diskusikan masalah tidur anak dengan dokter anak atau penyedia layanan kesehatan. Lakukan skrining untuk mendeteksi gangguan tidur lain seperti sleep apnea, restless legs syndrome, atau gangguan tidur REM, serta evaluasi menyeluruh terhadap efek obat ADHD yang mungkin memengaruhi tidur anak.

Menerapkan kebersihan tidur (sleep hygiene) yang baik adalah fondasi penting. Tetapkan rutinitas tidur yang konsisten, dengan waktu tidur dan bangun yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan, untuk membantu tubuh anak menyesuaikan ritme sirkadiannya. Ciptakan rutinitas sebelum tidur yang tenang, seperti mandi air hangat, membaca buku, atau mendengarkan musik tenang, 30 hingga 60 menit sebelum tidur.

Pastikan lingkungan tidur yang nyaman, gelap, sejuk, dan tenang, bebas dari TV, ponsel, dan gadget lainnya. Hindari stimulan seperti gadget minimal satu jam sebelum tidur karena cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi melatonin. Batasi minuman dan makanan berkafein atau bergula setelah jam 3 sore. Pola makan seimbang dengan asam lemak tak jenuh, buah, sayur, dan protein tanpa lemak juga dapat mendukung terapi ADHD dan mengurangi efek samping obat.

Selain itu, pertimbangkan intervensi non-farmakologis tambahan seperti yoga dan meditasi, yang telah menunjukkan dampak positif pada ADHD dan masalah tidur. Terapi perilaku, terapi bermain, neurofeedback, serta suplementasi L-theanine dan susu kuda juga dapat efektif. Terakhir, berikan dukungan dan disiplin positif, hargai perilaku baik anak, dan bantu mereka mengembangkan kelebihan serta kepercayaan dirinya.