Sukses

Health

Penyebab Abses Payudara yang Harus Segera Diatasi

Fimela.com, Jakarta Abses payudara merupakan kondisi yang seringkali dialami oleh ibu menyusui dan dapat terjadi akibat infeksi. Gejalanya biasanya berupa benjolan di payudara yang terasa nyeri, merah, dan mengandung nanah. Abses payudara juga dapat disertai demam, kemerahan pada kulit di sekitar benjolan, serta perasaan tidak enak badan. Penyebab infeksi pada abses payudara dapat bermacam-macam, mulai dari penyumbatan saluran ASI hingga bakteri patogen yang masuk ke dalam luka kecil pada puting susu.

Abses payudara adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika terjadi infeksi dan peradangan pada jaringan di dalam payudara. Gejala utama yang akan dirasakan oleh penderita adalah rasa sakit yang intens di area payudara yang terinfeksi. Selain itu, terkadang muncul juga benjolan di dalam payudara yang terasa keras dan nyeri saat ditekan.

Penting untuk diingat bahwa abses payudara bukanlah hal yang harus diabaikan. Jika tidak ditangani dengan baik, abses payudara dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti infeksi sistemik yang menyebar ke seluruh tubuh. Berikut berbagai penyebabnya yang perlu diketahui.

Penyebab Abses Payudara

Salah satu penyebab umumnya adalah infeksi bakteri. Infeksi ini biasanya terjadi ketika bakteri masuk ke dalam jaringan payudara, biasanya melalui kerusakan pada puting susu, luka, atau cedera. Bakteri yang paling sering terlibat dalam infeksi ini adalah Staphylococcus aureus. Infeksi bakteri ini dapat memicu respons imun tubuh yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan di sekitar jaringan payudara, sehingga membentuk abses.

Selain itu, abses payudara juga dapat terjadi sebagai komplikasi dari mastitis, yaitu peradangan pada jaringan payudara yang biasanya terjadi pada masa menyusui. Mastitis dapat terjadi ketika bakteri masuk dan menginfeksi kelenjar susu, menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kadang-kadang juga terbentuknya abses. Faktor risiko mastitis termasuk terganggunya aliran susu, menyusui dengan posisi yang salah, atau luka pada puting susu.

Selain faktor infeksi, abses payudara juga dapat terjadi sebagai akibat dari sumbatan saluran susu. Sumbatan ini dapat terjadi karena penumpukan susu yang tidak terdistribusi secara baik, misalnya saat seorang ibu tidak benar-benar mengosongkan susunya saat menyusui. Sumbatan saluran susu ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan, yang kemudian dapat berkembang menjadi abses.

Sebagian besar abses payudara terjadi pada wanita, terutama pada mereka yang sedang menyusui atau baru melahirkan. Namun, abses payudara juga dapat terjadi pada wanita yang tidak sedang menyusui. Selain itu, faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami abses payudara meliputi riwayat abses payudara sebelumnya, memiliki puting susu yang pendarahan, perawatan piercing puting susu, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Gejala Abses Payudara

Salah satu gejala utama abses payudara adalah rasa nyeri yang hebat pada salah satu atau kedua payudara. Nyeri ini dapat terasa seperti peradangan atau gumpalan yang mengganggu gerakan normal pada payudara. Selain itu, payudara yang terserang abses juga akan terlihat membengkak dan kemerahan. Pada beberapa kasus, kemerahan tersebut dapat menyebar ke seluruh permukaan payudara.

Selain nyeri dan pembengkakan, abses payudara juga dapat disertai dengan tanda-tanda infeksi lainnya, seperti demam, menggigil, dan kelelahan. Wanita dengan abses payudara juga mungkin mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak, yang merupakan respons imun tubuh terhadap infeksi.

Biasanya, abses payudara juga menyebabkan keluarnya cairan berwarna putih, kuning, atau hijau dari puting susu. Cairan ini adalah nanah yang terbentuk sebagai respon tubuh terhadap bakteri atau infeksi lainnya. Jika ditemukan cairan seperti ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Pencegahan Abses Payudara

Pertama, perhatikan kebersihan payudara dan puting susu. Membersihkan payudara dengan air dan sabun yang lembut secara teratur adalah langkah penting dalam mencegah infeksi. Pastikan juga untuk membersihkan puting susu sebelum dan setelah menyusui.

Selain itu, pastikan posisi menyusui yang benar. Memastikan bayi menyusu pada puting susu secara benar dapat membantu mencegah terjadinya masalah pada payudara. Pastikan bibir bayi menutupi sebagian besar areola dan menghisap payudara secara efektif. Ini akan membantu aliran ASI yang tepat dan mengurangi risiko infeksi.

Selama menyusui, penting untuk menghindari peregangan payudara yang berlebihan atau penekanan yang tidak semestinya. Pastikan bayi mengosongkan payudara sepenuhnya setiap kali menyusu untuk mengurangi risiko tersumbatnya saluran ASI.

Selain itu, menjaga kesehatan tubuh juga merupakan kunci pencegahan abses payudara. Menjaga kekebalan tubuh yang baik dengan mengkonsumsi makanan sehat, menjaga pola tidur yang baik, dan mengelola stres adalah hal-hal yang penting dalam mencegah infeksi.

Pengobatan Abses Payudara

Salah satu metode pengobatan yang umum digunakan adalah dengan mengeringkan abses payudara. Caranya adalah dengan melubangi kulit di atas abses menggunakan jarum steril untuk mengeluarkan nanah yang ada. Setelah nanah dikeluarkan, area tersebut akan dibersihkan serta dibalut dengan perban steril.

Selain itu, dokter juga akan meresepkan antibiotik untuk membantu memerangi infeksi bakteri. Penggunaan antibiotik biasanya berlangsung selama satu hingga dua minggu, tergantung pada tingkat keparahan infeksi.

Jika abses payudara sangat besar atau terjadi berulang kali, dokter mungkin akan melakukan prosedur bedah kecil untuk mengangkatnya. Prosedur ini disebut insisi dan drainase, di mana dokter akan membuat sayatan kecil untuk mengeluarkan nanah dan membersihkan jaringan yang terinfeksi.

Selama proses pengobatan, pasien perlu mengikuti instruksi dokter dengan seksama. Ini termasuk melakukan perawatan luka yang tepat, mengonsumsi antibiotik sesuai resep, serta menjaga kebersihan payudara agar infeksi tidak kembali.

Selama masa pemulihan, pasien mungkin merasa ketidaknyamanan dan rasa sakit di daerah yang diobati. Penting untuk menghindari aktivitas yang berat dan memberikan waktu bagi tubuh untuk pulih sepenuhnya.

Pengobatan abses payudara dapat memakan waktu, terutama jika infeksinya parah. Oleh karena itu, sangat penting bagi pasien untuk tetap sabar dan teratur dalam menjalani perawatan guna mempercepat pemulihan.

Penting juga untuk menyadari tanda-tanda infeksi yang berulang atau tidak kunjung sembuh setelah pengobatan. Jika gejala memburuk atau kambuh kembali setelah pengobatan selesai, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Secara keseluruhan, pengobatan abses payudara melibatkan pengeluaran nanah, pemakaian antibiotik, dan jika diperlukan, tindakan bedah kecil. Pemulihan penuh membutuhkan waktu, namun dengan perawatan yang tepat dan konsultasi rutin dengan dokter, pasien dapat mengatasi abses payudara ini dan menghindari komplikasi serius.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading