Sukses

Lifestyle

Kisah Haru Kebersamaan Sebuah Keluarga Merawat Ibu Lansia di Masa Pandemi Covid-19

Fimela.com, Jakarta Lynda Black terus meneruskan menyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja selama berkendara 2,5 jam ke rumah ibunya. Ibu Lynda berusia 84 tahun dan baru saja jatuh beberapa hari sebelumnya.

Lynda memang belum melihat ibunya sejak Natal sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia, terutama sang suami dan dirinya memang tidak berencana bepergian selama liburan. Ketika Lynda datang, ibunya terlihat kaku dan memiliki memar, menggunakan alat bantu jalan.

Sebelum jatuh, ibunya bisa berjalan kesana kemari tanpa bantuan dan tinggal sendirian. Lynda menginap selama 2 malam untuk memasak, membersihkan rumah, dan membantu apa saja yang bisa ia lakukan.

Hari kedua Lynda di rumah ibunya, sang ibu mengatakan bahwa ia merasa lebih baik dan memang ia tampak lebih energik. Sang ibu menyuruh Lynda untuk pulang.

Dua hari kemudian, saudara perempuan Lynda membawa ibunya ke UGD karena ia sangat kesakitan dan tidak bisa berjalan. Sang ibu diterima untuk diobservasi.

Saudara perempuan Lynda adalah satu-satunya orang yang diizinkan untuk mengunjungi sang ibu dengan diberlakukannya pembatasan di masa pandemi COVID-19. Keesokan harinya, saudara perempuan Lynda menelepon dan mengatakan bahwa ibunya hanya memiliki waktu selama 72 jam di rumah sakit, karena setelah itu akan diusir.

 

 

Setelah jatuh, ibunya mengalami kemunduran, ia tidak bisa beraktivitas

Tidak hanya itu, ibunya membutuhkan perawatan 24 jam atau ia harus dibawa ke panti jompo. Lynda tegang, karena ia tahu ibunya akan menolak untuk masuk panti jompo.

Semua saudara Lynda setuju untuk merawat sang ibu di rumah. Saudara perempuan dan adik iparnya tinggal di rumah sang ibu sampai Lynda datang beberapa hari kemudian.

Kali ini, Lynda mendapati bahwa ibunya sering tertidur dan dadanya naik turun setiap kali bernapas. Ibunya telah pulih dari COVID-19, 3 minggu sebelum jatuh.

Komplikasi dari jatuhnya sang ibu meningkat. Infeksi, darah tidak stabil, nafsu makan berkurang, dan penyakitnya terus berlanjut. Pada kunjungan selanjutnya, Lynda membersihkan ruang tamu dan menyadari bahwa ia belum pernah melihat rumah sang ibu begitu berantakan.

Lynda menemukan kardigan yang digantung di dinding dan memiliki noda darah. Ketika menanyakannya pada sang ibu, ia berkata bahwa itu dari hari ia terjatuh.

Lynda tidak bisa menahan tangisnya, ia membayangkan betapa panik ibunya saat itu, ia berdarah, terluka, dan tidak bisa berdiri. Satu jam setelah ia terjatuh, pembawa surat mendengarnya berteriak dan akhirnya menelepon 911.

Lynda dan saudara-saudaranya tidak mau membawa sang ibu ke panti jompo

Lynda terus berpura-pura dirinya baik-baik saja. Ia lebih tidak bisa membayangkan membawa ibunya ke panti jompo. Aktivitas berdiri, berjalan, dan duduk membuat ibunya kesulitan bernapas. Ketika ayahnya meninggal karena serangan jantung, ibunya terus maju dan menikmati hidup.

Selama pandemi, ia masih bisa bermain kartu dengan beberapa temannya dan memasak makanan lengkap setiap hari, hingga ia terjatuh. Bagi Lynda, kehilangan sang ayah seperti tenggelam dalam kesedihan yang tiba-tiba, sama seperti ketika melihat ibunya seperti ini.

Lynda merasa beruntung ia dan saudara-saudaranya memiliki waktu bekerja yang lebih fleksibel sekarang untuk bergantian merawat sang ibu. Di masa lalu, Lynda akan memikul semua tanggung jawab untuk merawat sang ibu dan ia pernah melakukannya ketika ibunya melakukan operasi sebelumnya.

Namun, lama kelamaan Lynda sadar bahwa ia tidak bisa melakukan apapun untuk mengatasi masalah kesehatan ibunya secara ajaib. Ia merasa tidak berdaya.

Lynda berusaha untuk tidak mengambil semua tanggung jawab

Kemudian Lynda belajar untuk tidak turun tangan sepenuhnya. Ini terjadi di hampir setiap keluarga, perempuan memiliki beban dalam hal rumah tangga dan perawatan lansia.

Lynda dan saudara-saudaranya mulai memberi tahu anggota keluarga yang lain untuk meminta bantuan, membagi tugas merawat ibunya dengan jadwal yang adil. Semua berjalan lancar sampai ibunya dinyatakan bisa tinggal sendiri lagi oleh dokter.

Sang ibu hanya memanggil anak atau cucunya ketika membutuhkan bantuan khusus, seperti mengganti seprai. Setelah itu, Lynda melihat ibunya mengalami banyak kemajuan, ia tidak terengah-engah ketika beraktivitas dan sering lupa menggunakan alat bantu jalannya.

Lynda tidak tahu apa yang mungkin terjadi di masa depan. Satu hal pasti yang ia tahu adalah bahwa keluarganya sedang berkumpul bersama sampai sang ibu benar-benar membaik.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading