Testimoni Ibu Hamil Pertama Usia 32 Minggu Penerima Vaksin Covid-19

Novi Nadya diperbarui 02 Feb 2021, 09:34 WIB

Fimela.com, Jakarta Ibu hamil menjadi golongan terlarang penerima vaksin Covid-19 karena kekhawatiran kurangnya uji klinis. Namun Toluwalase Ajayi, M.D., seorang dokter anak di San Diego, California menjadi yang pertama disuntik di rumah sakit tempatnya bekerja. 

Saat itu Dr. Ajayi sedang hamil dengan usia kandungan 32 minggu dan bukan tanpa kekhawatiran. Salah satu alasan sampai akhirnya memantapkan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 adalah ia berisiko terpapar virus corona karena berada sebagai garda terdepan sebagai tenaga kesehatan.

 

Ia pun berdiskusi dengan obgyn-nya yang membuat ia semakin yakin untuk menerima vaksin. "Risiko selalu ada saat vaksin apa pun. Sebenarnya lebih tinggi untuk MMR (campak, gondok, dan rubella) daripada untuk vaksin Covid-19," ujarnya menirukan sang obgyn melansir dari marieclaire.com.

Belum lagi dukungan sang suami yang menyerahkan keputusan padanya, selama yang diyakininya benar dan membuat tenang. Namun tidak dengan sang ibu dan kakak yang harap-harap cemas saat melihat postingan Dr. Ajayi di Twitter.

"Suamiku bilang lakukan apa yang membuatmu nyaman dan aku mendukungmu. Sementara kakak perempuan dan ibu saya tidak tenang, mereka melihat postingan di Twitter tapi aku akan tetap melakukannya dan membicarakannya setelah divaksin," ujarnya lagi.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Reaksi Setelah Divaksin Covid-19

Akhirnya ia mendapat vaksin di Scripps Green Hospital, tempatnya bekerja. Ia mendapat pilihan untuk memilih vaksin Moderna atau Pfizer namun tak terlalu mempedulikannya.

"Akhirnya aku mendapatkan Pfizer dan perawat yang menyuntikkan berkata aku perempuan hamil pertama yang divaksinnya," sambungnya. 

Ia pun menjelaskan bagaimana rasanya saat disuntikkan vaksin, seperti rasa sakit yang lebih ringan dari suntikan flu dan lebih sakit dari tetanus. Ia pun mengikuti instruksi perawat, untuk menggerakkan tangan sedikit agar tidak terlalu sakit.

Setelah disuntik, ia diminta menunggu 15 menit, namun baginya diminta menunggu 20 menit. Untuk memastikan tidak ada reaksi membahayakan.

Setelah kembali bekerja, ia merasakan lengannya sedikit sakit tetapi hilang dengan sendirinya. Namun yang paling dirasakan adalah kelelahan yang meningkat. 

Dan pada pagi harinya merasakan bangun tidur masih dengan kelelahan dan sakit kepala ringan. Namun hal itu bisa jadi karena dehidra karena ia menghabiskan 9 hari berturut-turut di rumah sakit. 

Tekanan darahnya juga sedikit naik sebelum berangkat kerja dan kembali normal setelah pulang ke rumah. Tekanan darah kembali normal dan sakit kepala hilang.

 

3 dari 3 halaman