7 Alasan Bayi Menangis agar Tidak Salah Persepsi

Annisa Salma PutriDiterbitkan 08 Juni 2025, 10:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Suara tangis bayi mungkin terdengar menggemaskan di awal, tetapi bisa berubah menjadi hal yang membingungkan dan melelahkan jika tidak diketahui penyebabnya. Bayi belum bisa berkomunikasi dengan kata-kata, jadi menangis menjadi cara utama mereka untuk menyampaikan kebutuhan atau ketidaknyamanan.

Menangis bukan hanya ekspresi kesedihan, melainkan juga cara bayi memberitahu Sahabat Fimela bahwa mereka butuh perhatian. Penting bagi para orang tua untuk memahami berbagai penyebab tangisan bayi agar bisa merespons dengan tepat.

Tak hanya soal lapar atau popok basah, ada banyak hal yang bisa membuat si kecil menangis. Yuk, cari tahu alasan bayi menangis di bawah ini! 

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

Bayi Lapar

Ilustrasi bayi menangis | pexels.com/@laura-garcia-1667452

Tangisan karena lapar adalah salah satu yang paling umum dan mudah dikenali. Biasanya, tangisan akan disertai dengan gerakan mengisap, mencari payudara, atau memasukkan tangan ke mulut. Bayi yang baru lahir biasanya perlu diberi makan setiap 2–3 jam, jadi penting untuk mengenali tanda-tanda awal rasa lapar sebelum tangisan menjadi tak terkendali.

Memberi makan bayi dengan cepat setelah muncul tanda-tanda lapar bisa membantu mencegah tangisan berkepanjangan. Jadwal menyusui yang teratur dan perhatian pada sinyal tubuh bayi akan sangat membantu Sahabat Fimela dalam memahami kebutuhan si kecil.

3 dari 8 halaman

Popok Basah atau Kotor

Ilustrasi ibu yang sedang sedih dengan bayinya. /copyright freepik.com/drazenzigic

Popok yang penuh atau kotor bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi. Kulit mereka sangat sensitif, dan paparan urin atau feses terlalu lama bisa menyebabkan ruam atau iritasi. Bayi bisa mulai rewel atau menangis jika merasa tidak nyaman karena popok yang lembap.

Sahabat Fimela sebaiknya rutin memeriksa kondisi popok, terutama setelah bayi makan atau bangun tidur. Mengganti popok secara teratur bukan hanya membuat bayi lebih nyaman, tapi juga menjaga kebersihan dan kesehatan kulitnya.

4 dari 8 halaman

Bayi Mengantuk

ilustrasi bayi menangis karena lapar/copyright freepik.com/user18526052

Bayi seringkali menangis ketika mereka mengantuk namun tidak bisa tidur dengan mudah. Ini bisa disebabkan oleh lingkungan yang bising, terlalu terang, atau overstimulasi dari aktivitas yang berlebihan. Tangisan ini biasanya terdengar merengek dan bayi tampak gelisah sambil mengusap mata.

Menciptakan rutinitas tidur yang tenang dan konsisten dapat membantu mengatasi masalah ini. Sahabat Fimela bisa mencoba menidurkan bayi di tempat yang gelap, sunyi, dan dengan suara white noise untuk membantu mereka tertidur lebih cepat.

5 dari 8 halaman

Ingin Digendong atau Dipeluk

ilustrasi fakta asi membuat bayi mudah tidur dan tidak mudah sakit/Polina Tankilevitch/pexels

Terkadang, bayi hanya butuh merasa dekat dengan orang tuanya. Mereka bisa menangis karena ingin digendong, disentuh, atau merasakan kehangatan tubuh. Ini adalah bagian dari kebutuhan emosional bayi yang tak kalah pentingnya dengan kebutuhan fisik.

Menggendong bayi, membelainya, atau bahkan berbicara lembut bisa memberikan rasa aman yang mereka butuhkan. Jangan khawatir memanjakan bayi dengan pelukan, karena pada masa awal kehidupan, kedekatan justru membantu tumbuh kembang emosional mereka.

6 dari 8 halaman

Pakaian yang Tidak Nyaman

ilustrasi bayi menangis saat bangun tidur/copyright freepik.com/pch.vector

Pakaian yang terlalu ketat, label yang menggesek kulit, atau suhu ruangan yang terlalu panas atau dingin bisa membuat bayi tidak nyaman. Bayi belum mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri, sehingga sangat bergantung pada orang dewasa untuk memastikan kenyamanan mereka.

Sahabat Fimela bisa mengecek apakah bayi terlalu berkeringat atau justru merasa dingin dengan menyentuh bagian leher atau perutnya. Pilih pakaian yang lembut, tidak terlalu ketat, dan pastikan suhu ruangan tetap sejuk dan nyaman.

7 dari 8 halaman

Kolik atau Sakit Perut

Bayi rewel dan sulit tidur/dok. Unsplash Aikomo

Bayi yang mengalami kolik atau sakit perut akan menangis terus menerus tanpa sebab yang jelas. Tangisan ini biasanya terdengar lebih keras, bernada tinggi, dan berlangsung lama, terutama di malam hari. Bayi juga mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti menarik kaki ke arah perut.

Kolik biasanya terjadi pada bayi usia 2 minggu hingga 3 bulan. Untuk mengatasinya, Sahabat Fimela bisa mencoba menggendong bayi dengan posisi tegak, memberi pijatan lembut di perut, atau menggunakan gerakan mengayun perlahan.

8 dari 8 halaman

Tumbuh Gigi

Proses tumbuh gigi seringkali membuat bayi tidak nyaman dan rewel. Rasa sakit di gusi, demam ringan, dan produksi air liur yang meningkat bisa menjadi penyebab tangisan. Bayi mungkin juga menggigit benda apa pun yang ada di dekatnya sebagai cara untuk meredakan rasa sakit.

Memberikan teether dingin atau mengusap gusi dengan kain lembap yang sejuk dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan bayi. Jika rasa sakit terus berlanjut, konsultasikan dengan dokter anak untuk saran lebih lanjut.