Mengapa Kita Sering Merasa Kurang Istirahat di Musim Dingin? Ini Alasan dan Solusinya

Vinsensia DianawantiDiterbitkan 30 Desember 2025, 16:34 WIB

ringkasan

  • Kurangnya paparan cahaya matahari, perubahan pola tidur, penurunan aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat adalah penyebab utama mengapa kita merasa kurang istirahat di musim dingin.
  • Gangguan Afektif Musiman (SAD), sejenis depresi yang terkait dengan perubahan musim, juga bisa menjadi faktor pemicu kelelahan ekstrem dan suasana hati yang rendah selama musim dingin bagi sebagian orang.
  • Untuk mengatasi kondisi kurang istirahat di musim dingin, maksimalkan paparan cahaya alami, pertahankan jadwal tidur konsisten, tetap aktif, perhatikan pola makan, ciptakan lingkungan tidur optimal, dan kelola stres.

Fimela.com, Jakarta - Musim dingin seringkali membawa perasaan lelah yang tak kunjung hilang, bahkan setelah tidur yang cukup. Fenomena ini bukan sekadar perasaan, melainkan respons alami tubuh terhadap perubahan lingkungan. Ini adalah kondisi umum yang dialami banyak orang di seluruh dunia.

Para ahli menjelaskan bahwa beberapa faktor utama berkontribusi pada penurunan energi dan kualitas tidur selama bulan-bulan yang lebih dingin. Kondisi ini bisa memengaruhi produktivitas dan suasana hati kita sehari-hari.

Untungnya, Sahabat Fimela tidak perlu khawatir berlarut-larut, karena ada langkah-langkah praktis yang bisa kita ambil untuk mengatasi masalah kurang istirahat di musim dingin ini. Mari kita selami lebih dalam penyebab dan solusinya agar tetap berenergi.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Menguak Misteri di Balik Kelelahan Musim Dingin

ilustrasi mengarahkan kipas ke wajah secara langsung/copyright freepik.com/freepik

Sahabat Fimela, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa tubuh terasa lesu dan kurang berenergi saat musim dingin tiba? Kondisi ini bukan tanpa alasan, melainkan merupakan respons kompleks dari tubuh terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya paparan cahaya matahari yang esensial bagi tubuh. Cahaya matahari berperan penting dalam mengatur ritme sirkadian kita, yaitu jam internal yang mengontrol siklus tidur-bangun.

Dengan hari yang lebih pendek dan minimnya sinar matahari, produksi melatonin, hormon tidur, bisa meningkat di siang hari. Ini secara alami membuat kita merasa lebih mengantuk dan kurang berenergi sepanjang hari.

Selain itu, perubahan pola tidur juga dapat berkontribusi pada perasaan kurang istirahat yang sering kita alami. Tubuh cenderung ingin tidur lebih lama di musim dingin sebagai respons terhadap kegelapan yang lebih panjang, namun tuntutan hidup modern seringkali tidak memungkinkan kita mengikuti ritme alami ini.

3 dari 4 halaman

Faktor Lain yang Memperburuk Kurang Istirahat di Musim Dingin

Tidak hanya soal cahaya, gaya hidup kita selama musim dingin juga turut memengaruhi kualitas istirahat. Penurunan aktivitas fisik menjadi salah satu faktor signifikan yang sering terabaikan.

Cuaca dingin seringkali membuat kita enggan bergerak dan kurang aktif secara fisik, yang ironisnya dapat memperburuk kualitas tidur. Kurangnya olahraga dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk tidur nyenyak di malam hari dan memengaruhi metabolisme tubuh.

Pola makan yang berubah juga memainkan peran penting dalam tingkat energi kita. Kecenderungan untuk mengonsumsi makanan yang lebih berat dan kurang sehat di musim dingin dapat memengaruhi tingkat energi secara keseluruhan. Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan lonjakan dan penurunan energi yang cepat, meninggalkan kita merasa lesu.

Bagi sebagian orang, kelelahan musim dingin bahkan bisa menjadi gejala dari Gangguan Afektif Musiman (SAD), sejenis depresi yang terkait dengan perubahan musim. SAD dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan ekstrem, suasana hati yang rendah, dan kesulitan tidur yang berkepanjangan.

4 dari 4 halaman

Strategi Efektif Mengatasi Kurang Istirahat di Musim Dingin

Meskipun tantangan kurang istirahat di musim dingin cukup nyata, Sahabat Fimela tidak perlu khawatir. Ada berbagai strategi yang bisa diterapkan untuk membantu kita merasa lebih segar dan berenergi sepanjang musim.

Pertama, maksimalkan paparan cahaya alami dengan berusaha keluar rumah dan mendapatkan cahaya alami sebanyak mungkin, terutama di pagi hari. Buka tirai lebar-lebar segera setelah bangun tidur untuk memberi sinyal pada tubuh bahwa hari sudah dimulai. Jika diperlukan, pertimbangkan lampu terapi cahaya, terutama bagi yang mengalami SAD.

Kedua, pertahankan jadwal tidur yang konsisten dengan mencoba untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Ini membantu menjaga ritme sirkadian tubuh tetap teratur dan mendukung kualitas tidur yang lebih baik.

Ketiga, tetaplah aktif secara fisik meskipun cuaca dingin. Usahakan untuk berolahraga secara teratur karena aktivitas fisik dapat meningkatkan kualitas tidur dan suasana hati secara signifikan. Jika tidak bisa di luar, lakukan aktivitas fisik ringan di dalam ruangan.

Keempat, perhatikan pola makan Anda. Pilih makanan yang kaya nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh. Hindari konsumsi gula berlebihan dan kafein di sore hari yang dapat mengganggu energi dan tidur.

Terakhir, ciptakan lingkungan tidur yang optimal dan kelola stres. Pastikan kamar tidur Anda gelap, tenang, dan sejuk. Hindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur karena cahaya biru dapat mengganggu produksi melatonin. Latih teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengelola stres yang dapat memperburuk masalah tidur.