Sukses

Lifestyle

Unik, 4 Kebiasaan Tidur Berbeda yang Dimiliki Mahasiswa

Fimela.com, Jakarta Apa yang kamu lakukan ketika hendak naik ke atas kasur nan empuk setiap malam? Minum susu coklat hangat? Atau membaca buku hingga jatuh terlelap? Setiap orang memiliki tingkat kualitas tidur yang berbeda. Begitu juga dengan cara-cara yang digunakan agar bisa jatuh tertidur. 

Di dunia kampus, kamu yang masih menjadi mahasiswa mungkin kerap kesulitan untuk tidur dengan nyenyak. Akhirnya, karena kegiatan padat dan kesibukan di kampus sukses bikin kamu kurang tidur. Huffington Post lantas ngobrol-ngobrol dengan sejumlah mahasiswa di New York, Amerika Serikat mengenai kebiasaan tidur mereka. Ternyata, setiap orang punya kebiasaan berbeda dan sangat unik. Simak bahasannya berikut ini.

Jing Qu. Seorang mahasiswi di Columbia University mengaku harus melakukan meditasi dulu sebelum tidur. Bahkan, dia juga mencoba melakukan yoga. Untuk menuntunnya bermeditasi, dia menggunakan sebuah aplikasi  yang disebut dengan Headspace. Aplikasi ini membantunya untuk melatih pikiran.

Jing Qu, melakukan yoga dan meditasi sebelum tidur. | via: huffpost.com

Stacy Shirk. Mahasiswi di New York University ini mengaku kerap terlelap di kelas. Meski mata tak terpejam, otaknya seperti berhenti 'bekerja.' Pada saat itu, katanya kepada HuffPost, Stacy mengaku tidak bisa melihat apa-apa kecuali hitam yang gelap. Dia menyebutnya dengan micro-sleep.Meskipun hingga kini kebiasaan tidur di kelas dengan mata terbuka masih berlangsung, dia sadar bahwa hal ini tidak baik. "Saya harus memisahkan kehidupan kerja dan tidur saya," katanya seperti yang dikutip dari HuffPost. 

Stacy Shirk dan 'micro-sleep' di kelas. | via: huffpost.com

Emil Daubon. Menjadi seorang mahasiswa di usianya yang sudah mencapai 40 tahun membuatnya sering kurang tidur. Karena hal ini, dia mengaku tidak bisa fokus. "Saya kekurangan tenaga," akunya kepada Huffington Post. Bahkan, kemampuan kognitif dasarnya lebih bermasalah lagi ketika kekurangan tidur. 

Emil Daubon, kurang tidur bisa bikin tidak fokus. | via: huffpost.com

Michael Falkenstein. Sementara mahasiswa lain memiliki masalah dengan kualitas tidur dan kebiasaan tidurnya, Michael, mahasiswa jurusan Ilmu Komputer berhasil melihat pentingnya tidur berkualitas. Untuk pertama kalinya, pada semester lalu, dia mendapatkan nilai A pada beberapa mata kuliah. "Saya rasa ini karena kelas pertama dimulai pada siang hari dan saya bisa punya waktu tidur 8-9 jam per hari," katanya kepada media yang sama. 

Michael Falkenstein, tidur 8-9 jam membuatnya dapat nilai A. | via: huffpost.com

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading