Sukses

Entertainment

Eksklusif CJR, Lewat Film Mulai Mengenal Cinta dan Dilema

Fimela.com, Jakarta Nama CJR yang dulu bernama Coboy Junior tak hanya dikenal di dunia musik tapi juga di bidang akting. Mereka pun siap merilis film terbaru yang bertajuk Ada Cinta di SMA yang diproduksi Starvision.

Ada yang berbeda dari film Ada Cinta di SMA dibandingkan film-film CJR sebelumnya. Perbedaan yang paling jelas adalah dari segi cerita. Kalau di film sebelumnya menceritakan tentang karir mereka di dunia musik yang ditambahkan dengan berbagai cerita pendukung, kali ini ceritanya murni fiksi.

***

Sesuai dengan judulnya, film ini mengangkat tema cinta di kalangan anak SMA. Sesuai dengan usia mereka yang makin bertambah, film yang disutradarai Patrick Effendy ini menampilkan kehidupan remaja biasa dengan segala problematikanya.

CJR. (Foto: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

“Film ini bisa relate sama anak-anak SMA, baik yang sudah melewati masa SMA atau masih di SMA. Ada semangat muda di film ini. Ada cerita tentang cinta, persahabatan, konflik, drama dan musik, pokoknya bisa enjoy kalau nonton film ini,” tutur para personil CJR saat bertandang ke redaksi Bintang.com, di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2016) lalu.

Bermain film dan sinetron memang bukan hal baru bagi grup musik yang beranggotakan Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan (Iqbaal), Teuku Rizky Muhammad (Kiky) dan Alvaro Maldini Siregar (Aldi) ini. Saat masih bernama Coboy Junior bersama Bastian, mereka tampil di film Coboy Junior The Movie (2013) dan jadi cameo di Comic 8 (2014).

Bahkan sebelumnya mereka sudah bermain sinetron Coboy Junior: Hanya Kamu di tahun 2012. Coboy Junior sendiri terbentuk berkat dunia akting, tepatnya teater musikal. Setelah sama-sama tampil di pertunjukkan teater Laskar Pelangi (2011), Patrick Effendy membentuk Coboy Junior pada Juli 2011.

Setelah Bastian hengkang pada 2014, Coboy Junior yang berganti nama menjadi CJR juga tetap berkiprah di bidang akting. Di tahun lalu, mereka bermain di film CJR The Movie: Lawan Rasa Takutmu. Film tersebut dibuat setelah Coboy Junior The Movie mendapat sambutan bagus. Selain menjadi film pertama mereka dengan tiga orang personil, The Movie: Lawan Rasa Takutmu juga menjadi debut Patrick Effendy sebagai sutradara di film CJR.

CJR. (Foto: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Meski tinggal bertiga, CJR tetap eksis dan mampu bertahan di tengah persaingan yang makin ketat. Walaupun tetap berkarir di panggung musik, dunia film tetap dekat dengan mereka. CJR ikut menjadi pengisi soundtrack sejumlah film seperti Edensor dan Rudy Habibie. Yang menarik, salah satu pemain Rudy Habibie adalah Bastian, mantan personil Coboy Junior.

Di tahun ini, CJR yang sudah beranjak remaja akan ditandai dengan penampilan mereka di film Ada Cinta di SMA. Film yang rencananya akan rilis pada Oktober mendatang ini juga dibintangi oleh Caitlin Halderman, Gege Elisa, Agatha Chelsea, Cassandra Lee, Wulan Guritno, Rima Melati, Reza Nangin, Tora Sudiro, Cut Keke, Ikang Fawzy dan masih banyak lagi. Selain dari segi cerita, ada sejumlah hal yang baru dan unik dari film terbaru CJR ini.

Apa peran yang mereka bawakan dan apa saja yang beda dan menarik dari film Ada Cinta di SMA? Bagaimana mereka membagi waktu antara kegiatan di bidang musik dan film? Apakah CJR hanya boleh menerima tawaran berakting kalau mereka bertiga bermain atau boleh salah satu saja dari merekk? Simak hasil wawancara Henry dan hasil jepretan Febio Hernanto dari Bintang.com dengan tiga personil CJR; Iqbaal, Kiky dan Aldi berikut ini.

1

Film Ada Cinta di SMA akan menampilkan sisi lain dari CJR. Kali ini mereka berperan sebagai anak SMA, bukan boyband atau grup musik seperti mereka mainkan di film-film sebelumnya. Selain itu masih banyak hal menarik dari film tersebut.

Apa karakter personil CJR di film Ada Cinta di SMA?

Kiky: Perannya jadi Kiky juga namanya, tapi karakternya beda banget. Dia ceritanya anak kelas 3 SMA, udah mau lulus. Karena udah kelas, Kiky yang jadi ketua OSIS harus diganti. Yang jadi calon penggantinya ada dua, Iqbaal sama Ayla (diperankan Caitlin). Kiky ini anaknya baik, cool tapi agak tertutup. Dia naksir sama Bella (Agatha Chelsea) yang juga tetangganya sendiri, tapi nggak berani ngungkapin rasa sukanya. Dia juga suka nulis lagu dan puisi buat Bella. Kiky ini agak tertutup soal perasaannya karena nggak boleh nge band sama bokapnya padahal dia ingin jadi anak band. Di sekolah dia kelihatannya biasa-biasa aja, tapi ternyata di rumah punya banyak masalah. 

Iqbaal: Perannya sama jadi Iqbaal. Dia ini anak kesekian dari 11 bersaudara dan orang Betawi. Dia sahabatan sama Aldi. Kita berdua pentolan gitu, yang megang angkatan dan badung banget deh. Kita ini anak band dan suka isengin teman sama guru kita

Aldi: Aku juga jadi Aldi. Dia ini dari anak keluarga berada, jadi agak sombong gitu. Dia sahabatan sama Iqbaal, kita jadi anak band yang bandel banget dan ‘megang’ sekolahan gitu deh.

Ada kesamaan dengan karakter asli kalian?

Kiky: Ada sedikit sih. Kita sama-sama suka musik pastinya. Aku juga susah ngungkapin perasaan kalau suka sama seseorang, hehehe.

Iqbaal: Beda banget karakternya. Aku kan harus meranin orang Betawi, padahal aku kan orang Sunda. Jadi aku harus bisa ngomong dialek Betawi di film ini.

Aldi: Ya paling sama-sama suka musik. Kalo bandel pasti anak SMA ada bandelnya, tapi nggak sebandel karakter aku di film ini.

CJR. (Foto: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Ada persiapan khusus sebelum syuting?

Iqbaal: Aku nggak belajar bahasa Betawi secara khusus sih. Karena kan sudah belajar dari skenario dan ada proses reading juga. Tapi kebetulan salah seorang kru ada orang Betawi Depok. Jadi pas reading aku ngajak dia buat memperhatikan aku. Biar bisa tahu kalau gaya ngomong aku ada yang kurang pas.

Aldi: Persiapan khusus nggak ada sih. Karena kan film ini menceritakan masa SMA dan kebetulan kita kan sekarang masih di bangku SMA, jadi seperti memerankan diri kita sendiri.

Apa garis besar ceritanya?

Iqbaal: Kalau dari karakter aku, film ini tentang persaingan jadi ketua OSIS. Iqbaal ini ceritanya musuhan banget sama Ayla. Mereka sebenarnya udah kenal dari kecil. Nah, waktu kecil mereka sempat berantem dan kemudian lama pisah dan ketemu lagi pas SMA. Ternyata musuhannya keterusan. Karena dianggap sebelah mata, dia kesal sama Ayla yang mencalonkan diri jadi ketua OSIS. Makanya dia mau bersaing jadi ketua OSIS. Salah satunya keinginannya adalah memperbaiki fasilitas musik. Karena sebagai anak band, Iqbaal ini ngerasa fasiltas musik kurang baik. Dari situ Iqbaal kenal sama Kiky, ketua OSIS lama yang mau diganti.

Kiky: Ya seperti karakter aku tadi, Kiky nggak jadi ketua OSIS lagi dan mau fokus jadi anak band. Pas dia main band ini bisa kenal sama Iqbaal dan Aldi. Tapi hobi dia ini ditentang sama bokapnya. Dia punya banyak masalah di rumahnya, tapi di sekolah kesannya biasa-biasa aja. Kiky juga senang sama Bella tapi nggak berani ngungkapin.

Apa bedanya Ada Cinta di SMA dengan film CJR yang lain?

Aldi: Karakternya yang beda, di film ini kita ceritanya nge band dan jadi anak SMA biasa. Kalau di film-film sebelumnya kan kita jadi boyband dan perannya nggak jauh dari kehidupan kita di CJR. 

Iqbaal: Meski kita pakai nama sendiri, kita jadi orang lain di film ini. Aku jadi Iqbaal tapi bukan Iqbaal CJR, ini Iqbaal yang lain. Jadi sama sekali nggak ada hubungannya sama karakter kita sehari-hari. 

Ada kesulitan selama proses syuting?

Aldi: Lancar-lancar aja sih. Mungkin karena kita sudah kenal dekat sama sutradara dan juga para kru, jadi bisa berjalan lancar.

Kiky: Ini kan baru film ketiga kita sebagai grup. Kita juga udah pernah main sinetron. Tapi tetap ada kesulitan dan tantangan selama syuting. Biar begitu, kita bisa menjalaninya dengan baik dan melewati segala kesulitan.

CJR. (Foto: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Berapa lama proses syuting dan di mana saja lokasinya?

Iqbaal: Syutingnya sekitar dua minggu lebih. Kira-kira 15 hari. Untuk adegan di sekolah kita cuma ambil gambar di hari Sabtu dan Minggu. Lokasinya di Jakarta semua. Yang adegan sekolah, itu di daerah Jatinegara.

Kiky: Sebelum syuting kita ada proses reading selama dua minggu. Selain itu kita juga latihan vokal dan koreo.

Bagaimana menjalin chemistry dengan pemain lain?

Iqbaal: Untungnya kita dapet lawan main yang asik semua. Apalagi banyak yang seumuran jadi bisa cepet nyambung.

Aldi: Biasanya kan lawan main kita yang udah dewasa dan senior. Nah kali ini banyak yang seumuran, jadi rasanya enjoy aja dan lebih gampang buat penyesuaiannya.

Kiky: Jujur aja, kita senang bisa ketemu teman-teman baru lewat film ini. Karena banyak yang seumuran, jadi begitu kenal kita langsung banyak ngobrol. Pokoknya senang banget main di film ini, gampang nyambungnya sama pemain lain.

Lalu bagaimana bisa menyatu dengan pemain yang lebih senior?

Iqbaal: Interaksinya enak dan kita bisa banyak belajar dari mereka. Ada Tora Sudiro yang jadi bapak aku, Cut Keke jadi ibu aku terus ada Ikang Fawzi yang jadi bapaknya Kiky.

Kiky: Kita banyak belajar dari mereka yang lebih senior. Mereka juga orangnya asik-asik. Contohnya om Ikang. Kalau lagi break, dia main gitar dan ngajak kita nyanyi bareng. Seru deh.

2

Karakter yang dimainkan para personil CJR memang beda dengan peran-peran mereka sebelumnya. Iqbaal, Aldi dan Kiky menjadi anak SMA biasa dengan segala permasalahannya. Seperti dalam kehidupan nyata, ada berbagai masalah termasuk cinta dan dilema yang harus dihadapi.

Apa yang menarik dari Ada Cinta di SMA?

Aldi: Film ini cerita tentang anak-anak SMA dan bisa relate sama mereka. Jadi mereka bisa seperti melihat diri mereka sendiri di film ini.

Kiky: Bukan cuma anak SMA yang bisa relate. Tapi yang udah nggak SMA juga bisa merasakan dan menikmati film ini. Mungkin waktu masih SMA mereka mengalami hal-hal atau kejadian yang mirip dengan masa sekolahnya dulu di film ini.

Iqbaal: Film ini juga ada moral value nya. Ada pesan positif yang ingin disampaikan seperti jangan cepat menyerah untuk mengejar impian atau cita-cita kita. Intinya, semangat muda bisa terasa di film ini. Filmnya juga lengkap. Ada tema cinta, persahabatan, keluarga, persaingan, drama, musik, konflik dan banyak lagi. Pokoknya bisa enjoy kalau menonton film Ada Cinta di SMA.

Apa pesan dari film ini?

Iqbal: Friendship means everything. Persahabatan itu berarti banget buat kita.

Kiky: Banyak halangan dan rintangan yang akan kita temui, tapi kita pasti bisa atasi kalau kita mau dan terus berusaha.

Bagaimana membagi jadwal antara sekolah, musik dan akting?

Aldi: Kalau soal jadwal kan udah diatur sama manajemen. Jadi sejauh ini kita bisa jalani dengan baik. Begitu juga waktu syuting Ada Cinta di SMA. Selama syuting kita nggak ada jadwal manggung di luar Jakarta.

Iqbaal: Ada sekali jadwal manggung di luar Jakarta, tapi cuma sebentar dan nggak menganggu proses syuting.

Kiky: Yang menarik lagi selama syuting Ada Cinta di SMA, ada yang belajar di lokasi syuting seperti Chelsea. Ini jadi pengalaman menarik buat kita. Soalnya selama ini kita nggak pernah melihat hal seperti itu di lokasi syuting. Maklum aja di film-film sebelumnya lawan main kita kebanyakan orang dewasa dan bukan yang seumuran.

CJR. (Foto: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Apa perbedaan musik dengan akting?

Iqbaal: Kalau nyanyi kan biasanya di depan banyak orang Kalau akting di depan kru, bukan penonton dan bisa diulang kalau ada yang kurang pas.

Aldi: Dulu sempat kagok sih waktu pertama kali akting. Tapi kalau di sinetron kita harus lebih lebay gitu.Kalau di film harus lebih natural aktingnya. Musik masih jadi yang utama karena dari dulu memang suka musik. Tapi dengan akting jadi menambah pengalaman kita di bidang seni.

Kiky: Sama-sama mainin emosi penonton. Sebenarnya hampir sama aja. Kalau musik lebih kelihatan langsung reaksi penonton. Kalau musik lebih banyak di panggung, kalau film di depan kamera. Kalau aktor yang baik kan bisa mempengaruhi atau meyakinkan penonton sama perannya dia. Tapi selagi masih muda saya mau melakukan banyak hal.

Ke depannya lebih memilih akting atau musik?

Aldi: Kalau aku, nyanyi atau musik masih yang utama. Kalau ada tawaran akting, liat dulu ceritanya gimana.

Iqbal; bisa dilakuin dua-duanya dan selama ini nggak ada masalah. Selagi mash muda aku mau banyak belajar dan dapat banyak teman.

Kiky: Saya sama sih. Jalanin dua-duanya dulu. Kalau akting tergantung tawaran. Yang paling utama aku lihat ceritanya dulu. Kalau memang bagus ya oke aja.

Kalau ada tawaran main film atau sinetron sendiri atau berdua, apa akan diterima?

Kiky: Sejauh ini belum ada sih tawaran seperti itu. Tapi balik ke kita lagi, kita harus jalananin semua dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Aldi: Sejauh ini dari manajemen fokusnya kita bertiga sih

Iqbal: Waktu main sinetron Coboy Junior: Hanya Kamu yang season 2, saya nggak ikut main. Yang main Kiky, Aldi sama Bastian. Jadi kayaknya bisa saja, tapi harus diomongin dulu sama manajemen.

CJR. (Foto: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Main film disutradarai Patrick Effendy, bagaimana rasanya?

Iqbal: Ini udah dua kali disutradarai sama kak Patrick. Rasanya pasti enak lah. Yang paling bikin enak karena kita kenal baik, jadi lebih enak aja ngejalaninnya.

Kiky: Jadi lebih suka-suka dia. Kalau lagi syuting dia ngarahinnya lebih akrab, beda sama pemain lain. Dia ngasih arahan ke kita pastinya beda sama pemain lain. Kita juga bisa ngobrol lepas kalau udah selesai syuting.

Aldi: Enak sih pastinya. Jadi bisa lebih open kalo dia sutradaranya. Tapi itu kan cuma karena di film. Kalau di luar film ya dia jadi produser kita lagi.

Siapa aktor/aktris favorit kalian?

Kiky: Abimana Aryasatya. Kalau aktor luar banyak sih, ada Tom Hanks sama Leonardo DiCaprio.

Iqbaal: Aku suka Johnny Depp. Karena dia selalu jadi karakter yang unik, mindblowing dan keluar dari comfort zone. Kalau aktrisnya, Emma Stone. Kalau di Indonesia, Anggika Bolsterli, Tio Pakusadewo, Ray Sahetapy sama Joe Taslim.

Aldi: Aku sebenarnya suka nonton film tapi nggak terlalu ngefans atau melihat pemainnya. Yang aku inget, aku suka Abimana Aryasatya, Acha Septriasa. Deva Mahenra sama Jennifer Arnelita juga bagus main di Sabtu Bersama Bapak. Dwi Sasono juga bagus aktingnya.

Menjalani karir di dua bidang, musik dan film, jelas bukan hal mudah. Apalagi bisa meraih sukses seperti dialami CJR. Melalui film Ada Cinta di SMA, para personil CJR mendapatkan banyak hal dan pelajaran baru. Pengalaman dan wawasan mereka pun semakin bertambah. Kalau terus konsisten, maka CJR sepertinya bisa bertahan lama di dunia hiburan Indonesia.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading