Sukses

Entertainment

Eksklusif, Jalan Hidup Evelyn Pasca Kepergian Aming

Fimela.com, Jakarta Sempat mengecap indahnya berumah tangga, Evelyn Nada Anjani harus merelakan kepergian Aming. Namun hidup harus terus berjalan. Walau merasakan pahitnya perceraian, namun Evelyn harus tetap berjuang mempertahankan hidup.

***

Pernikahan Aming dan Evelyn hanya berlangsung selama delapan bulan. Awal yang indah dan penuh keromantisan itu akhirnya harus berakhir di meja hijau karena Aming telah bersikukuh untu mengakhiri rumah tangganya.

Selama proses perceraian, banyak konflik terjadi dan isu yang berhembus, mulai dari pembagian harta hingga teka-teki tentang penyebab perceraian mereka. Pada akhirnya, Evelyn yang awalnya mati-matian tak mau bercerai itu memutuskan untuk menyerah.

Eksklusif Evelyn Nada Anjani (Fotografer: Deki Prayoga, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

"Udah capek, ga kuat lagi. Karena yang aku laluin tuh bukan pas lagi masa cerai aja. Sebelumnya udah banyak hal yang aku tempuh. Jadi bukan setelah ditalak, bukan setelah menjalankan perceraian aja. Dari awal aku sangat menguras energi dan aku udah berjuang sekuat tenaga," ungkapnya saat diwawancarai di kantor Bintang.com.

Pasca kepergian Aming, hidup Evelyn seolah terpuruk, sedih, kalut, dan putus asa. Namun perlahan, ada titik cerah dalam kehidupan yang membuatnya semakin kuat.

Eksklusif Evelyn Nada Anjani (Fotografer: Deki Prayoga, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Evelyn pun mengakui bahwa saat ini dia telah move on dari masalah berat yang sempat menimpanya. Banyak hal yang akhirnya membuat dia sadar bahwa mungkin ini cara Tuhan untuk membuat hidupnya lebih baik.

Seolah lepas dari beban, Evelyn Nada Anjani pun membagi kisah yang dialaminya sejak awal bersama Aming tanpa keraguan dan kesedihan. Selain itu, dia juga mengungkapkan sebuah tentang apa yang akhirnya membuatnya memilih menyerah dan tak lagi mengejar Aming.

Rumah Tangga yang Retak

Selama proses perceraian dengan Aming, banyak cerita yang memojokkan Evelyn Nada Anjani. Hingga akhirnya, setelah berjuang sekuat tenaga, Evelyn pun berada pada satu titik yang membuatnya memilih untuk menyerah. Apa yang membuatnya menyerah?

Menjelang pembacaan cerai talak, apa yang ada di benak Evelyn?
Aku ga ngerti juga. Tapi memang itu salah satu proses yang harus dijalani. Aku sih berpikir ya mau gimana lagi jalanin aja. Aku jujur aja ga tahu mau hadir apa enggak, karena aku udah ga mau mikirin itu. Karena bakal menguras energi banget. Dengan aku sekarang mempertahankan diri untuk hidup aja udah sangat padat dan pikiran juga banyak. Tapi kaya gitu aku salurkan ke hal positif seperti berkarya. Karena benar-benar itu yang nolong aku sekarang. Aku merasa dibutuhin, aku merasa masih ada yang bisa kulakuin, dari situ aku merasa aku gak hampa. Jadi kalau misal nanti kayak gimana aku ga tahu. Aku juga sebenarnya ga sekuat itu. Aku harus kuatin diri karena itu jalannya. Jujur tanggal 21 juga aku ada perform DJ.

Sempat berjuang, kenapa menyerah untuk bercerai?
Udah capek, ga kuat lagi. Karena yang aku laluin tuh bukan pas lagi masa cerai aja. Sebelumnya udah banyak hal yang aku tempuh. Jadi bukan setelah ditalak, bukan setelah menjalankan perceraian aja. Dari awal aku sangat menguras energi dan aku udah berjuang sekuat tenaga. Mungkin dia sama, kita sama-sama berjuang cuma ketika aku udah di proses perceraian, semakin aku mengeluarkan semua, aku semakin takut malah tambah hancur. Aku udah ga kuat untuk bisa bertahan lagi. Karena yang bersangkutan pun udah berpaling ke aku dan udah ga liat aku lagi, sedangkan hidup itu berjalan, proses berjalan aku udah ga punya kekuatan untuk mempertahankan lagi.

Ada isu KDRT menjadi sebab perceraian, bagaimana klarifikasi Evelyn?
Aku ga tahu KDRT yang seperti apa. Pertengkaran sih ada, dari kedua belah pihak, kita saling main tangan, secara fisik dan verbal itu dari kedua belah pihak memang ada. Mungkin itu yang jadi alasan dari perceraian ini. Tapi kalau misal aku menganiaya dia itu ga ada sama sekali. Karena kita mikirnya pakai logika aja, aku perempuan, dia laki-laki, maksudnya menganiaya itu seperti apa. Saya tegasin kalau itu ga ada.

Eksklusif Evelyn Nada Anjani (Fotografer: Deki Prayoga, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Menyesal menikah dengan Aming?
Enggak, dari lubuk hati aku jujur ga ada penyesalan sama sekali. Aku bener-bener malah bersyukur bisa dapat pengalaman besar dalam hidup aku. Dia adalah alasan aku menjadi lebih feminin, lebih baik,lebih sehat, dan lebih baik. Kalau ga ada dia aku ga ada alasan untuk itu kan. Aku bersyukur kok. Tapi banyak hal juga yang disayangkan, tapi itu pelajaran hidup juga. Ini waktunya aku naik kelas menjadi orang yang, bismillah, rejekinya dibuka. Ga tahu tapi kita ga tahu rencana Allah tapi memang itu yang memang salah satu proses yang harus aku lalui. Mungkin pernikahan ini harus aku lalui dan aku harus berakhir sakit banget dan mungkin aku akan diberi kemudahan yang lebih baik. Aku ga lupa bersyukur.

Ada kabar Evelyn meminta nafkah yang memberatkan Aming, benarkah?
Aku jujur aja sampai cerai talak aku belum dikasih. Jadi ya aku ga tahu keberatannya di mana. Karena dulu sekali aku pernah dikasih setelah cerai tapi memang beberapa bulan ini aku udah ga dikasih. Aku pun udah enggak kontak lagi sama dia. Aku ga apa-apa sendiri sih sekarang. Keberatan yang di mana aku ga ngerti. Atau keberatan karena ada syarat-syarat yang harus dipenuhi itu aku ga tahu, karena yang ngurus pengacara. Kalau sekarang untuk kehidupan aku, mau ke Bali kek, ke Malang mau jalan ke mana, semua aku sendiri ga ada yang harus diribetin atau dilebay-kan juga. Aku kerja sambil senang-senang pun itu hasil aku sendiri. Jadi aku merasa ga ada yang berhak mengkritik aku. Selagi aku ga ngerugiin orang lain kenapa harus dikritik gitu. Utang-utang, ya aku sih tahu apa yang dia lagi dia beresin, tapi itu bukan aku yang nempatin juga dan bukan aku yang make juga gitu lho.

Fasilitas apa yang dimaksud?
Halnya apa tanya aja sama orangnya. Sekarang kalau ada hal yang diselesaikan pun sekarang bukan aku yang memiliki dan bukan aku yang pakai, aku merasa ga ada hal yang aku pakai atau aku ambil, terus dia nerusin (bayar), itu ga ada sama sekali. Mobil aja aku ga ada kok. Dari semenjak nikah aku ga pernah menuntut. Kalaupun ada, entah barang atau properti, ya itu yang dia pakai yang, dia manfaatkan kan. Iya ga sih. Itu bukan kewajiban aku untuk gimana-gimana juga. Aku belum sempet nempatin juga, kan aku jadi cerai, karena jadi pisah aku belum sempat nempatin kecuali kalau sekarang yang aku pakai dia yang tanggung. Aku ga tahu sama sekali, aku megang juga enggak, nginjek juga enggak, jadi kalau misal ada yang ingin disampaikan, nomer telepon aku ga ganti kok. WhatsApp aja ke aku 24 jam, 24 jam aktif, telepon aku aktif. Jadi kalau ada yang harus disharing, 24 jam hubungin aku aja, kenapa harus lewat media.

Eksklusif Evelyn Nada Anjani (Fotografer: Deki Prayoga, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Soal apartemen yang kabarnya akan menjadi Evelyn setelah cerai bagaimana?
Belum, surat-suratnya aja belum kok. Itu juga pengacara yang urusin. Jadi kalau aku sendiri saat ini belum nerima juga . Setelah ikrar talak pengacara yang urus aku ga tahu-menahu. Masalah utang-piutang aku ga pakai barang itu, aku ga tahu sama sekali keadaannya kaya gimana. Kaya misal ada yang harus disharing ke aku ya kontak aja aku, telepon aja. Kecuali kalau ga bisa kontak sama sekali. Kemarin baru silaturahmi kok. Minal aidzin wal faidzin. Kok tiba-tiba di media jadi kaya gitu kan aku ga ngerti juga jadinya.

Soal nafkah ada masalah ga?
Oh enggak, dari awal pun dia yang juga nentuin 'Gue bisa ngasih Lo sekian', udah. Aku ga pernah ngomong apa-apa tentang itu. Dari awal juga udah dipaitin kok ‘Gue cuma bisa ngasih segini’. Ya udah. Omongan laki kan udah harus. Aku ga pernah ngomong apa-apa selain itu.

Berarti Evelyn ga berharap apa-apa dari Aming?
Dari awal aku ga ada hak atas hartanya dia, aku ga masalah. Aku ga masalah karena aku nikah pure karena cinta bukan lihat seperti itu. Cuma kalau dia mau memberi aku untuk memulai hidup baru ya aku ga munafik aku butuh juga. Karena aku dari nol bertahan hidup di Indonesia sendiri. Dikasih ya alhamdullilh, ga nolak. Kalau misal dia ngasih ya aku alhamdulillah aku seneng banget. Aku sangat berterima kasih. Tapi kalau misal dari awal niat ke situ ga ada. Kalau dari awal sama dia, aku memang ga ada hak sama sekali atas hartanya kak Aming.

Evelyn keguguran, apakah juga menjadi penyebab masalah?
Ya memang itu sih dibilang ada juga iya, dibilang ga ada juga ga tahu sih. Cuma mungkin memang yah, ini kali ya, sama-sama sakit sih. Cuma jadi ya ada selisih sih gara-gara itu. Beberapa lama jadi kayak gimana gitu, tapi ya ga terlalu juga sih. Kita sama-sama sedih. Ga ada orang tua yang ga sedih anaknya ga ada. Diambil. Tapi ya kita cara menguatkannya masing-masing yang kurang, jadi sama-sama stres juga. Tapi udah kita ga ada masalah sih dari situ.

Hidup Baru Evelyn

Pasrah dengan takdir yang digariskan Tuhan, Evelyn Nada Anjani berusaha mengambil hikmah dari perceraian dengan Aming. Kini dia telah tumbuh menjadi sosok baru yang sangat berbeda, lebih kuat, dan tahan banting. Lalu, bagaimana kehidupannya kini?

Masih komunikasi sama Aming?
Kemarin sempat silaturahmi, minal aidzin wal faidzin. Kita gak ketemu lagi. Makanya habis itu di TV tiba-tiba kaya gitu aku kaget. Karena habis minal aidzin, selesai kok jadi kayak gitu. Harusnya ngomong di SMS, WhatsApp, karena bukan berarti kita lost contact kan?

Masih ada barang pemberian Aming yang disimpan?
Ga ada sih, ga bisa, ga sanggup saat itu. Kalau sekarang sih tinggal kaos Eve aja sih yang kita bikin bareng, masih ada stoknya. Barang-barang lainnya ga dibuang, ditaruh di kamar. Cuma aku kan ga tinggal lagi sama dia jadi kudiemin aja si situ.

Ada hal yang ingin diperbaiki jika bisa kembali ke masa lalu?
Coba bisa cepet punya banyak teman kaya sekarang, saat itu terlalu fokus sama rumah tangga. Jadi aku ga punya temen saat itu, terlalu fokus sama kak Aming. Kalau misalnya aku punya temen banyak kaya sekarang mungkin dari dulu aku masih bisa menyalurkan waktu juga ke temen-temen jadi ga terlalu boring juga saat itu.

Trauma menikah?
Trauma sih, tapi pengen nikah lagi, kan aku tambeng. Trauma bukan berarti aku ga mau nikah lagi. Malahan kalau bisa pengen cepet nikah lagi kalau ada yang baik, mah. Karena biar jadi ga kaku.

Mau cari suami seperti apa?
Ga tahu, tergantung saat itu aja. Aku ga lihat sifat fisik, pokoknya yang bikin nyaman aja.

Berarti memang udah move-on?
Move sih udah, jujur aja aku move on udah.

Ada yang mau disampaikan ke Aming?
Udah enggak ada lagi sekarang. Aku cuma pengen dia bahagia. Kalau memang dia ada pasangan pun aku seneng banget, beneran. Jauh dari lubuk hatiku. Karena memang aku pengen dia bahagia. Aku pengen lihat dia bahagianya kaya gimana, dia bahagia dengan cinta yang seperti apa. Ke depannya aku sangat seneng kalau dia menemukan pasangan yang tepat.

Kata-kata Aming yang katanya ga bisa kamu lupain, yang bikin kamu menyerah. Apa itu?
Ehmm... ‘Sama kamu aku ga pernah merasakan bahagia’. Itu sih yang bikin aku sakit banget, yang ga bisa aku lupain sampai sekarang.

Dengan kata-kata yang bikin down seperti itu, bagaimana kamu bangkit kembali?
Ya aku ga nyangka aja masalah bakalan dibikin sebesar itu sehingga membuat aku yang ga ada siapa-siapa di Indonesia harus terpuruk banget, ga tahu percaya sama siapa, ngomong sama siapa ga tahu. Aku benar-benar ngerasa hampa, ngerasa sakit. Untung aja ada beberapa yang baik sama aku. Kalau kalau ga ada mereka aku ga tahu jadi kaya gimana. Ga tahu arahnya ke mana, terpuruk, takut dengan segala hal, banyak yang ingin memanfaatkan. Saat itu aku sebenarnya bener-bener ga berdaya banget. Dan melihat di samping aku ga ada siapa-siapa, dan aku ditinggalkan aku di situ udah mulai bicara sama diri aku sendiri ‘Stop berharap, stop tergantung sama orang itu. Lo harus bisa kuat harus bisa sendiri, ke depannya mau ada hujan badai, mau disakiti orang setidaknya Lo ga akan ngerasain hal ini lagi'. Aku pengen buat diri aku seperti tu. Itu yang aku bener-bener aku tanamkan ke diri aku sendiri. Membuat diri aku kuat sekuat-kuatnya.

Lalu bagaimana akhir perjuangan Evelyn?
Alhamdulillah sekarang aku jalan ada aja yang nolongin, yang sayang sama aku banyak, aku jujur orangnya bukan orang yang tergantung sama orangtua. Mama aku di Jepang, papa di Indonesia pun aku jarang ketemu. Jadi aku ga terbiasa tergantung, jadi aku selalu menyelesaikan sendiri, walau banyak yang nolongin aku, aku terbiasa menyelesaikan sendiri, gitu kan. Dibantu sama teman-teman juga juga sih. Jadi ya aku sendiri kaget sama diri aku, bisa kaya gini di Indonesia. Sendiri. Dengan aku yang tadinya ga ada temen. Aku sendiri kaget dan aku sekarang sampai bisa berkarya sampai bisa bikin lagu dan video klip aja kaget. Jujur aja kemampuan aku, segala hal, sebenarnya tuh ga ada lebih juga saat itu. Cuma ada aja yang ngebuka jalan, itu yang aku syukuri.

Pernikahan, rumah tangga, hingga perceraian Aming dan Evelyn Nada Anjani memang membuat banyak pihak merasakan hal yang campur aduk. Namun yang terpenting adalah semua pihak bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading